Sabtu, 06 April 2024

Khutbah Idul Fitri Saling Memaafkan ,Saling Peduli Dalam Kesulitan 1445 H 2024 M

 Khutbah Idul Fitri 1445 H 2024 M

Saling Memaafkan ,Saling Peduli Dalam Kesulitan 

ุงู„ู„ู‡ُ ุฃَูƒْุจَุฑُ (×ูฃ) ุงู„ู„ู‡ُ ุฃَูƒْุจَุฑُ (×ูฃ) ุงู„ู„ู‡ُ ุฃَูƒْุจَุฑُ (×ูฃ) ูˆَ ู„ِู„ّٰู‡ِ ุงْู„ุญَู…ْุฏُ ุงู„ู„ู‡ُ ุฃَูƒْุจَุฑُ ูƒَุจِูŠْุฑًุง، ูˆَุงู„ุญَู…ْุฏُ ู„ِู„ّٰู‡ِ ูƒَุซِูŠْุฑุงً

 ูˆَุณُุจْุญَุงู†َ ุงู„ู„ู‡ِ ุจُูƒْุฑَุฉً ูˆَุฃَุตِูŠْู„ุงَ، ู„ุงَุฅِู„ٰู‡َ ุฅِู„ุงَّุงู„ู„ู‡ُ ูˆَุญْุฏَู‡ُ ุตَุฏَู‚َ ูˆَุนْุฏَู‡ُ ูˆَู†َุตَุฑَ ุนَุจْุฏَู‡ُ ูˆَุฃَุนَุฒَّ ุฌُู†ْุฏَู‡ُ ูˆَู‡َุฒَู…َ ุงู„ุฃَุญْุฒَุงุจَ ูˆَุญْุฏَู‡ُ ู„َุงุฅِู„ٰู‡َ ุฅِู„ุงَّุงู„ู„ู‡ُ ูˆَู„ุงَ ู†َุนْุจُุฏُ ุฅِู„ุงَّ ุฅِูŠّุงَู‡ُ ู…ُุฎْู„ِุตِูŠْู†َ ู„َู‡ُ ุงู„ุฏِّูŠْู†َ ูˆَู„َูˆْูƒَุฑِู‡َ ุงู„ูƒุงَูِุฑُูˆْู†َ. ุงู„ุญَู…ْุฏُ ู„ِู„ّٰู‡ِ ุงู„َّุฐِูŠْ ุญَุฑَّู…َ ุงู„ุตِّูŠุงَู…َ ุฃَูŠّุงَู…َ ุงู„ุฃَุนْูŠุงَุฏِ ุถِูŠَุงูَุฉً ู„ِุนِุจุงَุฏِู‡ِ ุงู„ุตَّุงู„ِุญِูŠْู†َ. ุฃَุดْู‡َุฏُ ุฃَู†ْ ู„ุงَุฅِู„ٰู‡َ ุฅِู„ุงَّุงู„ู„ู‡ُ ู„ุงَุดَุฑِูŠْูƒَ ู„َู‡ُ ุงู„َّุฐِูŠْ ุฌَุนَู„َ ุงู„ุฌَّู†َّุฉَ ู„ِู„ْู…ُุชَّู‚ِูŠْู†َ ูˆَุฃَุดْู‡َุฏُ ุฃَู†َّ ุณَูŠِّุฏَู†ุงَ ูˆَู…َูˆْู„ุงَู†َุง ู…ُุญَู…َّุฏًุง ุนَุจْุฏُู‡ُ ูˆَุฑَุณُูˆْู„ُู‡ُ ุงุงู„ุฏَّุงุนِูŠْ ุฅِู„ู‰َ ุงู„ุตِّุฑَุงุทِ ุงู„ู…ُุณْุชَู‚ِูŠْู…ِ. ุงู„ู„ّٰู‡ُู…َّ ุตَู„ِّ ูˆَุณَู„ِّู…ْ ูˆَุจุงَุฑِูƒْ ุนَู„ู‰َ ุณَูŠِّุฏِู†َุง ู…ُุญَู…َّู€ุฏٍ ูˆَุนَู„َู‰ ุขู„ِู‡ِ ูˆَุฃَุตْุญุงَุจِู‡ِ ูˆَู…َู†ْ ุชَุจِุนَู‡ُู…ْ ุจِุฅِุญْุณَุงู†ٍ ุฅِู„ู‰َ ูŠَูˆْู…ِ ุงู„ุฏِّูŠْู†َ. ุฃَู…َّุง ุจَุนْุฏُ .ูَูŠَุขุฃَูŠُّู‡َุงุงู„ู…ُุคْู…ِู†ُูˆْู†َ ูˆَุงู„ู…ُุคْู…ِู†ุงَุชِ ุฃُูˆْุตِูŠْูƒُู…ْ ูˆَู†َูْุณِูŠْ ุจِุชَู‚ْูˆَู‰ ุงู„ู„ู‡ِ ูَู‚َุฏْ ูَุงุฒَ ุงู„ู…ُุชَّู‚ُูˆْู†َ. ูˆَุงุชَّู‚ُูˆْุง ุงู„ู„ู‡َ ุญَู‚َّ ุชُู‚ุงَุชِู‡ِ ูˆَู„ุงَุชَู…ُูˆْุชُู†َّ ุฅِู„َّุง ูˆَุฃَู†ْุชُู…ْ ู…ُุณْู„ِู…ُูˆْู†َ

Ma'asyiral muslimin wal muslimat jamaah shalat Idul Fitri rahimakumullah,

Di pagi yang penuh kebahagiaan dan keberkahan, setelah satu bulan bersama Ramadhan, Idul Fitri pun tiba dalam kesucian dan ketakwaan. Hari di mana takbir berkumandang, semua diliputi rasa bahagia dan senang, setelah satu bulan di madrasah Ramadhan kita berjuang. Berjuang menahan haus dan dahaga, mengekang hawa nafsu yang membara, dan mendekatkan diri pada Yang Kuasa. Semua itu mampu kita lewati dengan penuh keikhlasan hati, untuk meraih ridha ilahi. Tentunya semua ini haruslah senantiasa kita syukuri sebagai hamba Allah yang tahu diri.

Nikmat yang tak terhitung dalam setiap tarikan napas kita, menjadi bukti banyaknya rezeki yang kita terima.

Bukan hanya rezeki lahir semata, namun rezeki batin pun terus mengalir dalam kehidupan kita. Kesehatan, kesempatan, Islam dan iman, serta nikmat yang tak kelihatan dalam kehidupan, janganlah sampai kita kufurkan.

ูَุจِุฃَูŠِّ ุขَู„َุงุกِ ุฑَุจِّูƒُู…َุง ุชُูƒَุฐِّุจَุงู†ِ

Maka nikmat Tuhan manalagi yang akan kita dustakan? Semoga kita bisa menjadi hamba yang pandai bersyukur pada-Nya, dengan senantiasa mengucapkan Alhamdulillah di mulut kita, mewujudkan syukur ini dalam kehidupan nyata, dan menguatkan kesadaran bahwa Allah lah yang paling kuasa.

ุงู„ู„ู‡ُ ุฃَูƒْุจَุฑُ ุงู„ู„ู‡ُ ุฃَูƒْุจَุฑُ ุงู„ู„ู‡ُ ุฃَูƒْุจَุฑُ ู„ุงَ ุฅِู„ู‡َ ุฅِู„ุงَّ ุงู„ู„ู‡ُ، ูˆَุงู„ู„ู‡ُ ุฃَูƒْุจَุฑُ، ุงู„ู„ู‡ُ ุฃَูƒْุจَุฑُ ูˆَู„ِู„ّٰู‡ِ ุงْู„ุญَู…ْุฏُ

Ma'asyiral muslimin wal muslimat jamaah shalat Idul Fitri rahimakumullah,

Ramadhan telah mengajarkan kita untuk menjadi pribadi yang paripurna. Kemampuan kita untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas di bulan puasa, harus senantiasa kita pupuk dan jaga. Jangan sampai bulan Ramadhan berlalu, beriringan dengan itu intensitas ibadah kita pun ikut menjadi layu.

Oleh karena itu, mari kita jaga semua ini, Insya Allah kita termasuk hamba-hamba yang dosanya diampuni, karena kita telah berpuasa dengan iman dan kesadaran diri mengharap pahala dari ilahi rabbi.

Rasulullah dalam haditsnya bersabda :

ู…َู†ْ ุตَุงู…َ ุฑَู…َุถَุงู†َ ุฅูŠْู…َุงู†ًุง ูˆَุงุญْุชِุณَุงุจًุง ุบُูِุฑَ ู„َู‡ُ ู…َุง ุชَู‚َุฏَّู…َ ู…ِู†ْ ุฐَู†ْุจِู‡ِ

Artinya : "Siapa yang berpuasa di bulan Ramadhan atas dasar keimanan dan dilaksanakan dengan benar, maka ia diampuni dosa-dosanya yang telah lalu".

Ma'asyiral muslimin wal muslimat jamaah shalat Idul Fitri rahimakumullah,

Idul Fitri ibarat lembaran awal kertas putih. Tak ada kotoran atau noda yang menempel sehingga senantiasa bersih. Seperti air dari sumber mata air yang mengalir jernih. Kesucian ini harus kita jaga sekuat tenaga agar kertas dan air ini tak ternoda. Mari hindari berbuat dosa, baik itu dosa antarsesama terlebih dosa kepada Allah subhanahu wata’ala.

Lalu bagaimana caranya? Jika kita berbuat kesalahan dan dosa pada Allah subhanahu wa ta’ala, bertaubat menjadi jalannya. Kita harus beristighfar sepenuh jiwa untuk tidak mengulangi lagi segala dosa. Sebagai wujudnya, kita harus mengiringi perbuatan dosa dengan perbuatan baik sebagai penggantinya.

Jika itu dosa pada sesama manusia, silaturahmi menjadi solusinya. Kata maaf harus terucap dari mulut kita dan bersama berkomitmen untuk memulai kehidupan bersama yang lebih bahagia.

Dalam Al-Qur’an Surat Ali Imran ayat 134 Allah menegaskan, bahwa seorang Muslim yang memiliki ketakwaan dianjurkan mengambil paling tidak satu dari tiga sikap dari seseorang yang telah berbuat kesalahan. Sikap itu adalah amarah ditahan, memaafkan, dan berbuat baik terhadap orang yang berbuat kesalahan.

ุงู„َّุฐِูŠู†َ ูŠُู†ْูِู‚ُูˆู†َ ูِูŠ ุงู„ุณَّุฑَّุงุกِ ูˆَุงู„ุถَّุฑَّุงุกِ ูˆَุงู„ْูƒَุงุธِู…ِูŠู†َ ุงู„ْุบَูŠْุธَ ูˆَุงู„ْุนَุงูِูŠู†َ ุนَู†ِ ุงู„ู†َّุงุณِ ۗ ูˆَุงู„ู„َّู‡ُ ูŠُุญِุจُّ ุงู„ْู…ُุญْุณِู†ِูŠู†َ

Artinya : “(yaitu) orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan.”

Kita perlu ingat bahwa sesama Muslim adalah bersaudara dalam naungan ridha ilahi. Sudah semestinya harus saling berbuat baik kepada sesama dengan sepenuh hati. Persaudaraan itu seperti hubungan tangan kanan dan tangan kiri. Walau berbeda dan tidak sama, namun harus saling membantu, tak kenal iri. Hubungan keduanya selalu harmonis dan saling berbagi peran sekaligus saling melengkapi. Tangan kiri tak akan menyakiti tangan kanan, begitu juga sebaliknya tangan kanan tak sampai hati menyakiti tangan kiri.

Apalagi di masa sulit seperti ini, kepekaan terhadap penderitaan orang lain harus terus disemai. Bantulah orang lain dari kesulitan yang mereka hadapi. Kepekaan sosial yang telah dilatih pada Ramadhan dengan merasakan lapar dan dahaga harus dilanjutkan kembali.

Kita harus menjadikan Idul Fitri ini sebagai momentum kebahagiaan bersama yang hakiki. Dalam haditsnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menyebutkan :

ู…َุง ู…ِู†ْ ู…ُุคْู…ِู†ٍ ูŠُุนَุฒِّูŠ ุฃَุฎَุงู‡ُ ุจِู…ُุตِูŠุจَุฉٍ ุฅِู„ุง ูƒَุณَุงู‡ُ ุงู„ู„ู‡ُ ุณُุจْุญَุงู†َู‡ُ ู…ِู†ْ ุญُู„َู„ِ ุงู„ูƒَุฑَุงู…َุฉِ ูŠَูˆْู…َ ุงู„ْู‚ِูŠَุงู…َุฉِ

Maknanya : “Tidaklah seorang mukmin menghibur saudaranya karena musibah yang menimpanya, kecuali Allah akan mengenakan kepadanya pakaian-pakaian kemuliaan di hari kiamat” (HR Ibnu Majah).

ุงู„ู„ู‡ُ ุฃَูƒْุจَุฑُ ุงู„ู„ู‡ُ ุฃَูƒْุจَุฑُ ุงู„ู„ู‡ُ ุฃَูƒْุจَุฑُ ู„ุงَ ุฅِู„ู‡َ ุฅِู„ุงَّ ุงู„ู„ู‡ُ، ูˆَุงู„ู„ู‡ُ ุฃَูƒْุจَุฑُ، ุงู„ู„ู‡ُ ุฃَูƒْุจَุฑُ ูˆَู„ِู„ّٰู‡ِ ุงْู„ุญَู…ْุฏُ

Ma'asyiral muslimin wal muslimat jamaah shalat Idul Fitri rahimakumullah,

Saling memaafkan dan peka terhadap penderitaan orang lain tentunya tidak boleh sampai melupakan kepekaan pada orang yang ada dekat di sekitar kita. Terlebih sosok yang paling berjasa dalam kehidupan kita yaitu orang tua kita. Dalam ajaran agama, orang tua adalah sosok yang mulia dan harus kita hormati serta sayangi selamanya. Kita harus memperlakukan mereka dengan baik karena mereka adalah ‘Jimat’ kita di dunia.

Bagi mereka yang orang tuanya sudah meninggal dunia, ziarahilah makamnya. Panjatkan doa kepada yang kuasa semoga mereka diampuni dosanya dan amal ibadahnya diterima di sisi-Nya. Bagi yang orang tuanya masih dalam keadaan sehat dan masih bersama kita, jagalah dan kunjungilah mereka.

Terlebih sosok ibu yang telah susah payah melahirkan kita kedunia ini. Ia adalah sosok yang paling berjasa dan dapat menghantarkan kita ke surga Allah yang abadi. Apa kabar Ia hari ini? Sudahkah kita bersilaturahmi? Sudahkah kita meraih tangannya yang sudah semakin lemah termakan hari? Ya Allah berilah kesehatan dan keberkahan pada orang tua kami. Jadikanlah kami anak-anak yang berbakti dan tahu berbalas budi.

Kita perlu sadari, sesukses apapun kita tak kan lepas dari doa orang tua. Sebanyak apapun materi yang kita miliki tak kan bisa membalas jasa-jasa mereka. Ridha orang tua akan menjadi sumber kesuksesan kita. Sebaliknya kemarahannya adalah merupakan sebuah bencana dalam kehidupan kita.

ุฑِุถَู‰ ุงู„ู„ู‡ِ ูِูŠ ุฑِุถَู‰ ุงู„ْูˆَุงู„ِุฏَูŠْู†ِ ูˆَุณُุฎْุทُ ุงู„ู„ู‡ِ ูِูŠ ุณُุฎْุทِ ุงู„ْูˆَุงู„ِุฏَูŠْู†ِ

Artinya : "Keridhaan Allah tergantung kepada keridhaan orang tua dan kemarahan Allah tergantung kemarahan orang tua"

Mari kita kenang perjuangan mereka, ketika kita masih kecil tak bisa berbuat apa-apa. Dengan kasih sayang, mereka menggendong kita, mencium kita dan membesarkan kita dengan penuh cinta. Bagaimana sebaliknya, ketika mereka tergeletak sakit tak berdaya? Sempatkah kita menjenguknya? Berapa kali kita mengusap keningnya, menyuapinya dan menggantikan pakaiannya ketika ia terbaring sakit di atas tempat tidurnya? Rutinkah kita memeluk tubuhnya yang semakin lemah tak berdaya sambil tersenyum sebagaimana ia lakukan di masa kecil kita?

Oleh karenanya di hari yang penuh dengan kebahagiaan, mari kita bersama doakan, semoga orang tua kita senantiasa diberikan keberkahan. Semoga mereka senantiasa mendapatkan perlindungan dan kesehatan serta kemudahan. Semoga mereka akan tetap terjaga Islam dan iman saatnya nanti dipanggil oleh Tuhan.

ุงู„ู„ู‡ُ ุฃَูƒْุจَุฑُ ุงู„ู„ู‡ُ ุฃَูƒْุจَุฑُ ุงู„ู„ู‡ُ ุฃَูƒْุจَุฑُ ู„ุงَ ุฅِู„ู‡َ ุฅِู„ุงَّ ุงู„ู„ู‡ُ، ูˆَุงู„ู„ู‡ُ ุฃَูƒْุจَุฑُ، ุงู„ู„ู‡ُ ุฃَูƒْุจَุฑُ ูˆَู„ِู„ّٰู‡ِ ุงْู„ุญَู…ْุฏُ

Ma'asyiral muslimin wal muslimat jamaah shalat Idul Fitri rahimakumullah,

Saling memaafkan dan saling menolong adalah sifat alami manusia karena manusia adalah mahluk sosial, namun syetan dan hawa nafsulah yang menjadikan sifat dasar alamiah tersebut terkadang, bahkan seringkali terhambat kita laksanakan. Kadang-kadang kebencian menjadikan kita enggan menolong kepada teman dan saudara, entah karena kemarin ia menyakiti kita atau entah karena dia adalah saingan usaha kita misalnya. Padahal semestinya kita mampu menolong. Maka hal inilah yang harus benar-benar dapat kita hindari. Kita harus memiliki jiwa besar untuk menolong rekan-rekan dan saudara-saudara seperjuangan. Kita harus berjiwa besar untuk menolong sesama saingan hidup, dan tentu saja kita harus menjaga agar persaingan hidup dapat terjaga dengan fair.

Hadirin yang dimuliakan Allah

Pada Hari Raya Idul Fitri inilah, kita menghimbau kepada seluruh jamaah yang hadir dan kepada segenap umat Islam di mana pun berada.

Ramadhan yang telah mengajarkan kepada kita untuk jujur, khusyu’ dan berjiwa besar, maka kita pun harus dapat menindak lanjuti hingga setelah Ramadhan meninggalkan kita.

Bila selama ini mungkin ada di antara kita yang masih menyimpan dendam, maka hendaklah ia dapat meluluhkannya. Serahkan sajalah segalanya kepada Allah. Meski tidak menutup kemungkinan dilanjutkannya urusan keadilan di mata hukum-hukum manusia. Sehingga meskipun kita telah disakiti orang, namun kita telah dapat memaafkannya. Akan tetapi tidak mesti hal ini menutup proses hukum untuk mengantisipasi terulangnya kesalahan yang sama secara sengaja.

Dan bila kita telah saling mamaafkan, maka terasa-lah sebuah bangunan kekuatan umat yang utuh. Bila kita telah memaafkan salah seorang saudara kita, maka hadirlah rasa iba padanya, dan apabila ada yang menyakitinya, tentu kita akan membelanya. Demikianlah perintah Allah SWT kepad umat Islam. Yakni hendaklah umat Islam dapat menjadi sebuah bangunan yang kokoh. Persaudaraan di antara sesama mereka bagaikan sebuah tubuh yang apabila salah satu anggota tubuh ada yang disakiti, maka yang lain juga akan merasa sakit.

Selanjutnya, Allah dan Rasulullah juga memerintahkan kepada kita untuk menutupi aib saudaranya, agak kelak aib-aib kita pun akan ditutupi oleh Allah pada hari kiamat. Hendaknya kita melindungi saudara kita yang lebih lemah sehingga Allah akan melindungi kita kelak di akhirat.

Bahkan Allah menjanjikan perlindungan kepada seseorang yang sedang berada di dalam perlindungan saudarta muslimnya. Artinya perlindungan kita yang kuat kepada saudara-saudara yang lemah adalah laksana perlindungan Allah kepada hamba-Nya.Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah SAW.

ูˆَู…َู†ْ ุณَุชَุฑَ ู…ُุณْู„ِู…ًุง ุณَุชَุฑَู‡ُ ุงู„ู„ู‡ُ ูِู‰ ุงู„ุฏُّู†ْูŠَุง ูˆَุงู„ุขุฎِุฑَุฉِ، ูˆَุงู„ู„ู‡ُ ูِู‰ ุนَูˆْู†ِ ุงู„ْุนَุจْุฏِ ู…َุงุฏَุงู…َ ุงู„ْุนَุจْุฏُ ูِู‰ ุนَูˆْู†ِ ุงَุฎِูŠْู‡ِ

Siapa pun yang yang menutupi aib saudara muslimnya, maka Allah akan menutupi aibnya du dunia dan akhirat. Sesungguhnya Allah melindung mereka yang sedang melindungi saudara muslimnya. Semoga Allah menjadikan kita sebagai umat yang berjaya di dunia dan akhirat.

Ma'asyiral muslimin wal muslimat jamaah shalat Idul Fitri rahimakumullah, Demikianlah Khutbah Idul Fitri yang dapat saya sampaikan. Semoga dapat memberikan kemanfaatan. Dan marilah kita berdoa, semoga ibadah yang kita lakukan di Bulan Ramadhan diterima Allah SWT dan mendapatkan ganjaran. Semoga semua dosa kita kepada Allah dan dosa kepada sesama akan mendapatkan ampunan. Mari saling memaafkan dan raih keberkahan, sehingga kita akan menjadi insan yang kembali suci mendapatkan kemenangan, "Ja'alana-Llรขhu minal 'รขidรฎn wal fรขizรฎn" senantiasa menjadi sebuah doa dan harapan.

ุฌَุนَู„َู†ุงَ ุงู„ู„ู‡ُ ูˆَุฅِูŠุงَّูƒُู…ْ ู…ِู†َ ุงู„ุนุงَุฆِุฏِูŠْู†َ ูˆَุงู„ูَุขุฆِุฒِูŠْู†َ ูˆَุฃَุฏْุฎَู„َู†ุงَ ูˆَุงِูŠَّุงูƒُู…ْ ูِูŠْ ุฒُู…ْุฑَุฉِ ุนِุจุงَุฏِู‡ِ ุงู„ู…ُุชَّู‚ِูŠْู†َ. ู‚َุงู„َ ุชَุนَุงู„َู‰ ูِูŠْ ุงู„ู‚ُุฑْุขู†ِ ุงู„ุนَุธِูŠْู…ِ ุฃَุนُูˆْุฐُ ุจِุงู„ู„ู‡ِ ู…ِู†َ ุงู„ุดَّูŠْุทَุงู†ِ ุงู„ุฑَّุฌِูŠْู…ِ . ูŠُุฑِูŠْุฏُ ุงู„ู„ู‡ُ ุจِูƒُู…ُ ุงู„ูŠُุณْุฑَ ูˆَู„ุงَ ูŠُุฑِูŠْุฏُ ุจِูƒُู…ُ ุงู„ุนُุณْุฑَ ูˆَู„ِุชُูƒْู…ِู„ُูˆْุงุงู„ุนِุฏَّุฉَ ูˆَู„ِุชُูƒَุจِّุฑُูˆْุงุงู„ู„ู‡ َุนَู„َู‰ ู…َุง ู‡َุฏَุงูƒُู…ْ ูˆَู„َุนَู„َّูƒُู…ْ ุชَุดْูƒُุฑُูˆْู†َ ุจَุงุฑَูƒَ ุงู„ู„ู‡ُ ู„ِูŠْ ูˆَู„َูƒُู…ْ ูِูŠْ ุงู„ู‚ُุฑْุขู†ِ ุงู„ุนَุธِูŠْู…ِ ูˆَู†َูَุนَู†ูŠِ ูˆَุงِูŠّุงَูƒُู…ْ ุจِู…َุงูِูŠْู‡ِ ู…ِู†َ ุงู„ุขูŠَุงุชِ ูˆَุงู„ุฐِّูƒْุฑِ ุงู„ุญَูƒِูŠْู…ِ. ูˆَุชَู‚َุจَّู„َ ู…ِู†ِّูŠْ ูˆَู…ِู†ْูƒُู…ْ ุชِู„ุงَูˆَุชَู‡ُ ุงِู†َّู‡ُ ู‡ُูˆَ ุงู„ุณَّู…ِูŠْุนُ ุงู„ุนَู„ِูŠْู…ُ. ูˆَู‚ُู„ْ ุฑَุจِّ ุงุบْูِุฑْ ูˆَุงุฑْุญَู…ْ ูˆَุงَู†ْุชَ ุฎَูŠْุฑُ ุงู„ุฑَّุงุญِู…ِูŠْู†َ

Khutbah II

ุงู„ู„ู‡ُ ุฃَูƒْุจَุฑُ (×ูฃ) ุงู„ู„ู‡ُ ุฃَูƒْุจَุฑُ (×ูฃ) ุงู„ู„ู‡ُ ุฃَูƒْุจَุฑُ ูˆَ ู„ِู„ّٰู‡ِ ุงْู„ุญَู…ْุฏُ ุงู„ู„ู‡ُ ุฃูƒْุจَุฑُ ูƒَุจِูŠْุฑًุง ูˆَุงู„ุญَู…ْุฏُ ู„ِู„ّٰู‡ِ ูƒَุซِูŠْุฑًุง ูˆَุณُุจْุญَุงู†َ ุงู„ู„ู‡ِ ุจُูƒْุฑَุฉً ูˆَุฃَุตِูŠْู„ุงً ู„ุงَ ุฅِู„ٰู‡َ ุฅِู„ุงّุงู„ู„ู‡ُ ูˆَุญْุฏَู‡ُ ุตَุฏَู‚َ ูˆَุนْุฏَู‡ُ ูˆَู†َุตَุฑَ ุนَุจْุฏَู‡ُ ูˆَุฃَุนَุฒَّ ุฌُู†ْุฏَู‡ُ ูˆَู‡َุฒَู…َ ุงู„ุฃَุญْุฒَุงุจَ ูˆَุญْุฏَู‡ُ ู„ุงَ ุฅِู„َู‡َ ุฅِู„ุงّุงู„ู„ู‡ُ ูˆَู„ุงَ ู†َุนْุจُุฏُ ุฅِู„ุงَّ ุฅِูŠَّุงู‡ُ ู…ُุฎْู„ِุตِูŠْู†َ ู„َู‡ُ ุงู„ุฏِّูŠْู†َ ูˆَู„َูˆْูƒَุฑِู‡َ ุงู„ูƒุงَูِุฑُูˆْู†َ. ุงَู„ْุญَู…ْุฏُ ู„ِู„ّٰู‡ِ ูˆَูƒَูَู‰ ูˆَุฃُุตَู„ِّูŠْ ูˆَุฃُุณَู„ِّู…ُ ุนَู„َู‰ ุณَูŠِّุฏِู†َุง ู…ُุญَู…َّู€ุฏٍ ุงู„ْู…ُุตْุทَูَู‰ ูˆَุนَู„َู‰ ุขู„ِู‡ِ ูˆَุฃَุตْุญَุงุจِู‡ِ ุฃَู‡ْู„ِ ุงู„ْูˆَูَุง، ุฃَู…َّุง ุจَุนْุฏُ، ุงุชَّู‚ُูˆْุง ุงู„ู„ู‡َ ุญَู‚َّ ุชُู‚ุงَุชِู‡ِ ูˆَู„ุงَุชَู…ُูˆْุชُู†َّ ุฅِู„ุงَّ ูˆَุฃَู†ْุชُู…ْ ู…ُุณْู„ِู…ُูˆْู†َ. ูˆَู‚َุงู„َ ุชَุนุงَู„َู‰ ุฅِู†َّ ุงู„ู„ู‡َ ูˆَู…َู„ุขุฆِูƒَุชَู‡ُ ูŠُุตَู„ُّูˆْู†َ ุนَู„ู‰َ ุงู„ู†َّุจِูŠّ ูŠุข ุงَูŠُّู‡َุง ุงู„َّุฐِูŠْู†َ ุขู…َู†ُูˆْุง ุตَู„ُّูˆْุง ุนَู„َูŠْู‡ِ ูˆَุณَู„ِّู…ُูˆْุง ุชَุณْู„ِูŠْู…ًุง. ุงَู„ู„ّٰู‡ُู…َّ ุตَู„ِّ ุนَู„َู‰ ุณَูŠِّุฏِู†َุง ู…ُุญَู…َّุฏٍ ูˆَุนَู„َู‰ ุขู„ِ ุณَูŠِّุฏِู†َุง ู…ُุญَู…َّุฏٍ . ุงู„ู„ّٰู‡ُู…َّ ุงุบْูِุฑْ ู„ِู„ْู…ُุณْู„ِู…ِูŠْู†َ ูˆَุงู„ْู…ُุณْู„ِู…َุงุชِ ูˆَุงู„ْู…ُุคْู…ِู†ِูŠْู†َ ูˆَุงู„ْู…ُุคْู…ِู†َุงุชِ ุงู„ุฃَุญْูŠَุงุกِ ู…ِู†ْู‡ُู…ْ ูˆَุงู„ุฃَู…ْูˆَุงุชِ ู…ِู†ْ ู…َุดَุงุฑِู‚ِ ุงู„ْุฃَุฑْุถِ ุฅِู„َู‰ ู…َุบَุงุฑِุจِู‡َุง ุจَุฑِّู‡َุง ูˆَุจَุญْุฑِู‡َุง، ุฎُุตُูˆْุตًุง ุฅِู„َู‰ ุขุจَุงุกِู†َุง ูˆَุงُู…َّู‡َุงุชِู†َุง ูˆَุฃَุฌْุฏَุงุฏِู†َุง ูˆَุฌَุฏَّุงุชِู†َุง ูˆَุฃَุณَุงุชِุฐَุชِู†َุง ูˆَู…ُุนَู„ِّู…ِูŠْู†َุง ูˆَู„ِู…َู†ْ ุฃَุญْุณَู†َ ุฅِู„َูŠْู†َุง ูˆَู„ِุฃَุตْุญَุงุจِ ุงู„ุญُู‚ُูˆْู‚ِ ุนَู„َูŠْู†َุง، ุงู„ู„ّٰู‡ُู…َّ ุงุฏْูَุนْ ุนَู†َّุง ุงู„ْุจَู„َุงุกَ ูˆَุงู„ْุบَู„َุงุกَ ูˆَุงู„ْูˆَุจَุงุกَ ูˆَุงู„ْูَุญْุดَุงุกَ ูˆَุงู„ْู…ُู†ْูƒَุฑَ ูˆَุงู„ْุจَุบْูŠَ ูˆَุงู„ุณُّูŠُูˆْูَ ุงู„ْู…ُุฎْุชَู„ِูَุฉَ ูˆَุงู„ุดَّุฏَุงุฆِุฏَ ูˆَุงู„ْู…ِุญَู†َ، ู…َุง ุธَู‡َุฑَ ู…ِู†ْู‡َุง ูˆَู…َุง ุจَุทَู†َ، ุฅِู†َّูƒَ ุนَู„َู‰ ูƒُู„ِّ ุดَูŠْุกٍ ู‚َุฏِูŠْุฑٌ .ุฑَุจَّู†َุง ุขุชِู†َุง ูِูŠ ุงู„ุฏُّู†ْูŠَุง ุญَุณَู†َุฉً، ูˆَูِูŠ ุงู„ْุขุฎِุฑَุฉِ ุญَุณَู†َุฉً، ูˆَู‚ِู†َุง ุนَุฐَุงุจَ ุงู„ู†َّุงุฑِ. ูˆَุงู„ْุญَู…ْุฏُ ู„ِู„ّٰู‡ِ ุฑَุจِّ ุงู„ْุนٰู„َู…ِูŠْู†َ. ุนِุจَุงุฏَ ุงู„ู„ู‡ِ، ุฅู†َّ ุงู„ู„ู‡َ ูŠَุฃْู…ُุฑُ ุจِุงู„ْุนَุฏْู„ِ ูˆَุงู„ْุฅุญْุณَุงู†ِ، ูˆَุฅِูŠْุชَุงุกِ ุฐِูŠ ุงู„ْู‚ُุฑْุจَู‰ ูˆูŠَู†ْู‡َู‰ ุนَู†ِ ุงู„ูَุญْุดَุงุกِ ูˆَุงู„ْู…ُู†ْูƒَุฑِ ูˆَุงู„ุจَุบْูŠِ، ูŠَุนِุธُูƒُู…ْ ู„َุนَู„َّูƒُู…ْ ุชَุฐَูƒَّุฑُูˆْู†َ. ูَุงุฐูƒُุฑُูˆุง ุงู„ู„ู‡َ ุงู„ْุนَุธِูŠْู…َ ูŠَุฐْูƒُุฑْูƒُู…ْ ูˆَู„َุฐِูƒْุฑُ ุงู„ู„ู‡ِ ุฃَูƒْุจَุฑُ، ุนِูŠْุฏٌ ุณَุนِูŠْุฏٌ ูˆَูƒُู„ُّ ุนَุงู…ٍ ูˆَุฃَู†ْุชُู…ْ ุจِุฎَูŠْุฑٍ

 

Format salinan oleh : Syamsul Bahri Said Al-Pungguri (Fail Pdf, 082350222387)

  

KHUTBAH IDUL FITRI “NASEHAT MENYENTUH HATI (BIKIN SEDIH๐Ÿ˜ญ)”

KHUTBAH IDUL FITRI 1445 H / 2024 M “NASEHAT MENYENTUH HATI”

ุงู„ุณَّู„َุงู…ُ ุนَู„َูŠْูƒُู…ْ ูˆَ ุฑَุญْู…َุฉُ ุงู„ู„ู‡ِ ูˆَุจَุฑَูƒَุงุชُู‡ُ

--------------------------------------------------------------

ุงู„ู„َّู‡ ุฃَูƒْุจَุฑُ ูฃ×. ุงู„ู„َّู‡ ุฃَูƒْุจَุฑُ ูฃ×. ุงู„ู„َّู‡ ุฃَูƒْุจَุฑُ ูฃ×. ุงَู„ู„ู‡ُ ุฃَูƒْุจَุฑُ ูƒَุจِูŠْุฑًุง ูˆَุงู„ْุญَู…ْุฏُ ู„ู„ู‡ِ ูƒَุซِูŠْุฑًุง، ูˆَุณُุจْุญَุงู†َ ุงู„ู„ู‡ِ ุจُูƒْุฑَุฉً ูˆَุฃَุตِูŠْู„ุงً.  ู„ุงَ ุฅِู„ู‡َ ุฅِู„ุงَّ ุงู„ู„ู‡ُ ูˆَุงู„ู„ู‡ُ ุฃَูƒْุจَุฑُ. ุงู„ู„ู‡ُ ุฃَูƒْุจَุฑُ ูˆَู„ู„ู‡ِ ุงู„ْุญَู…ْุฏ.

ุงู„ْุญَู…ْุฏُ ู„ู„ู‡ ุงู„ْุญَู…ْุฏُ ู„ู„ู‡، ุงู„َّุฐِูŠْ ุฌَุนَู„َ ู„َู†َุง ุนِูŠْุฏًุง ุญَุฑَّู…َ ูِูŠْู‡ِ ุงู„ุตِّูŠَุงู…َ ูˆَุฃَุญَู„َّ ูِูŠْู‡ِ ุงู„ุทَّุนَุงู…َ، ุจَุนْุฏَ ุฃَู†ْ ูَุฑَุถَ ุนَู„َูŠْู†َุง ุงู„ุตِّูŠَุงู…َ ูˆَุญَุซَّู†َุง ุนَู„َู‰ ุงู„ْู‚ِูŠَุงู…ِ. ุตَู„َุงุชُู‡ُ ูˆَุณَู„َุงู…ُู‡ُ ุนَู„َู‰ ุณَูŠِّุฏِู†َุง ูˆَุญَุจِูŠْุจِู†َุง ู…ُุญَู…َّุฏٍ ุฎَูŠْุฑِ ุงู„ْุฃَู†َุงู…ِ، ูˆَุนَู„َู‰ ุขู„ِู‡ِ ูˆَุฃَุตْุญَุงุจِู‡ِ ู…َุฏَู‰ ุงู„ْุฃَูŠَّุงู…ِ.

ุฃู…َّุง ุจَุนْุฏُ، ูَูŠَุง ุนِุจَุงุฏَ ุงู„ู„ู‡ِ ุฃُูˆْุตِูŠْูƒُู…ْ ูˆَู†َูْุณِูŠْ ุจِุชَู‚ْูˆَู‰ ุงู„ู„ู‡ِ ูَู‚َุฏْ ูَุงุฒَ ุงู„ْู…ُุชَّู‚ُูˆْู†َ. ูˆู‚ุงู„َ ุงู„ู„ู‡ُ ุณุจุญุงู†ู‡ ุชَุนَุงู„ู‰َ ูِูŠْ ูƒِุชَุงุจِู‡ِ ุงู„ูƒَุฑِูŠْู…ِ ุฃุนูˆุฐ ุจุงู„ู„ู‡ ู…ู† ุงู„ุดูŠุทุงู† ุงู„ุฑุฌูŠู…. ุจِุณْู…ِ ุงู„ู„َّู‡ِ ุงู„ุฑَّุญْู…َٰู†ِ ุงู„ุฑَّุญِูŠู…ِ : ูŠَุง ุฃَูŠُّู‡ุงَ ุงู„َّุฐِูŠْู†َ ุกَุงู…َู†ُูˆุง ุงุชَّู‚ُูˆุง ุงู„ู„ู‡َ ุญَู‚َّ ุชُู‚َุงุชِู‡ِ ูˆَู„ุงَ ุชَู…ُูˆْุชُู†َّ ุฅِู„ุงَّ ูˆَุฃَู†ุชُู…ْ ู…ُّุณْู„ِู…ُูˆْู†َ. ูˆ ู‚ุงู„ ุชุนุงู„ู‰ ููŠ ุงูٓŠَุฉٍ ุฃุฎْุฑَู‰ ูŠَุง ุฃَูŠُّู‡َุง ุงู„َّุฐِูŠْู†َ ุกَุงู…َู†ُูˆุง ุงุชَّู‚ُูˆุง ุงู„ู„ู‡َ ูˆَู‚ُูˆْู„ُูˆْุง ู‚َูˆْู„ุงً ุณَุฏِูŠْุฏًุง. ูŠُุตْู„ِุญْ ู„َูƒُู…ْ ุฃَุนْู…َุงู„َูƒُู…ْ، ูˆَูŠَุบْูِุฑْ ู„َูƒُู…ْ ุฐُู†ُูˆْุจَูƒُู…ْ، ูˆَู…َู†ْ ูŠُุทِุนِ ุงู„ู„ู‡َ ูˆَุฑَุณُูˆْู„َู‡ُ ูَู‚َุฏْ ูَุงุฒَ ูَูˆْุฒًุง ุนَุธِูŠู…ًุง. 

Ma’asyiral muslimin wal muslimat jama’ah shalat Idul Fitri rohimakumullah, marilah kita berusaha dan berupaya semampu yang kta bisa untuk meningkatkan ketakwaan  kita kepada Allah subhanahu wata'ala, dengan menjalankan segala perintahnya dan menjauhi segala larangannya.

Ma’asyiral muslimin rohimakumullah.

setelah kemarin matahari tenggelam di ufuk barat, terdengar suara azan magrib berkumandang, lalu pekikan takbir menggema sahut bersahutan dari diri orang beriman, Allahu akbar allahu akbar allahu akbar, kalimat yang menunjukkan kebesaran Allah, kalimat yang menunjukkan betapa manusia amat sangat lemah, amat sangat tak berdaya jika tanpa izin dan nikmatnya. Suara takbir itu tak terasa membuat  hati kita sedih bercampur bahagia, tetesan air mata tidak terasa mengalir, ada air mata bahagia karena bertemu dengan hari raya, ada air mata kesedihan karena berpisah dengan ramadhan yang penuh ampunan. Sebelum ramadhan tiba sering kita berdoa,

 ุงู„ู„َّู‡ُู…َّ ุจَุงุฑِูƒْ ู„َู†َุง ูِูŠْ ุฑَุฌَุจَ ูˆَุดَุนْุจَุงู†َ ูˆَุจَู„ِّุบْู†َุง ุฑَู…َุถَุงู†َ

“Wahai Allah, berkahilah kami pada bulan Rajab dan bulan Sya’ban dan pertemukanlah kami dengan bulan Ramadlan.”

kita memohon kepada Allah ya Allah pertemukan kami dengan bulan mulia ramadhan dan doa itu allah kabulkan, kita bertemu dengan ramadhan yang mulia dengan ramadhan yang berkah. namun hari ini segudang nikmat, hikmah dan keutamaan ramadhan itu sudah kita lalui, bulan dimana suasana terasa lebih indah dan nyaman,  bulan dimana kita lebih sering membaca dan mendengar lantunan ayat suci Alquran, bulan dimana kita merasakan indahnya menikmati hidangan buka puasa bersama keluarga, bulan dimana ditiap malamnya kita berangkat salat tarawih sesekali setelah sholat tarawih kita makan bersama menikmati hidangan yang diantarkan secara bergiliran oleh warga, bulan dimana pahala ibadah berlipatganda, pintu surga dibuka, dosa-dosa diampuni, do’a dikabulkan, bahkan didalamnya ada malam yang lebih baik dari seribu bulan. Pertanyaannya apakah ramadhan yang sudah kita lewati benar-benar sudah kita gunakan sebagaimana mestinya, benarkah puasa sudah kita laksanakan sesuai sunnah-sunnahnya, benarkah sholat tarawih sudah kita tunaikan dengan baik dan benar, benarkah ada banyak harta yang sudah kita sedekahkan di dalam nya, benarkah sudah ada banyak ayat al-quran yang kita baca.

Hadirin ramadhan itu telah berlalu, bulan mulia itu telah berlalu tanpa ada kepastian ramadhan tahun depan apakah kita masih diberikan nikmat kehidupan. Hari ini kita hanya bisa berharap semoga segala ibadah yang kita lakukan di bulan ramadhan di terima oleh Allah, dilipatgandakan pahalanya, dan menjadi sebab dosa-dosa kita yang tak terhitung jumlahnya dihapus oleh Allah Swt, jangan sampai kita masuk dalam kategori orang yang dilaknat di dalam doa malaikat jibril ‘alaihis salam yang kemudian diaminkan oleh baginda rasul, dalam suatu hadis dikabarkan malaikat jibril pernah berdoa:

 ุจُุนِุฏَ ู„ِู…َู†ْ ุฃَุฏْุฑَูƒَ ุฑَู…َุถَุงู†َ ูَู„َู…ْ ูŠَุบْูَุฑْ ู„َู‡ُ

Dilaknat orang yang bertemu dengan Ramadhan, akan tetapi ia tidak diampuni. (Al-hadist)

Semoga kita bukan termasuk orang yang menyesal, kita bukan termasuk orang yang  merugi, kita bukan termasuk orang yang dilaknati.

Allahu akbar allahu akbar allahu akbar walillaahilhamd.

Hadirin rahimakumullah, di hari yang fitri ini kita merasakan betul bahwa allah maha pemurah maha pengasih dan maha penyayang, kita yang hina ini  kita yang kotor ini kita yang berlumuran dosa ini Allah berikan kesempatan menikmati indahnya hari raya idul fitri.

Kebahagiaan hari raya ini adalah kebahagiaan yang memang diperuntukkan bagi mereka yang berpuasa, sebagaimana sabda baginda nabi agung Muhammad Saw, bahwa bagi orang yang berpuasa akan mendapatkan dua kebahagiaan.

ู„ِู„ุตَّุงุฆِู…ِ ูَุฑْุญَุชَุงู†ِ: ูَุฑْุญَุฉٌ ุนِู†ْุฏَ ูِุทْุฑِู‡ِ، ูˆَูَุฑْุญَุฉٌ ุนِู†ْุฏَ ู„ِู‚َุงุกِ ุฑَุจِّู‡ِ

Yang artinya, “Orang yang berpuasa akan meraih dua kegembiraan, kegembiraan ketika berbuka puasa/berhari raya, dan kegembiraan ketika bertemu Tuhannya,” (HR. Imam Muslim).

kemarin sore di penghujung Romadhon kita bisa berbagi ketupat dan rendang dengan saudara kita, bisa berziarah ke makam pendahulu kita, berdoa dan membersihkan pusaranya, hari ini tampak rumah-rumah sudah dihias, anak-anak telihat senang riang gembira bermain dengan teman sebaya, kebahagiaan  juga terlihat di rumah warga dimana karpet dan gorden diganti dengan yang baru, halaman rumah terlihat lebih bersih dan indah dari hari-hari biasa, seorang ayah telihat puas bangga melihat anaknya bisa menggunakan baju baru hasil peras keringatnya, suasana lingkungan  dihiasai dengan  tradisi mengunjungi rumah satu persatu, saling meminta maaf dan bertukar cerita lalu menyicipi hidangan kueh lebaran beragam warna dan rasa yang dibuat oleh ibu-ibu dengan penuh sukacita. Sungguh suasana yang amat sangat indah anugrah dari Allah Swt.

ูŠُุฑِูŠุฏُ ูฑู„ู„َّู‡ُ ุจِูƒُู…ُ ูฑู„ْูŠُุณْุฑَ ูˆَู„َุง ูŠُุฑِูŠุฏُ ุจِูƒُู…ُ ูฑู„ْุนُุณْุฑَ ูˆَู„ِุชُูƒْู…ِู„ُูˆุง۟ ูฑู„ْุนِุฏَّุฉَ ูˆَู„ِุชُูƒَุจِّุฑُูˆุง۟ ูฑู„ู„َّู‡َ ุนَู„َู‰ٰ ู…َุง ู‡َุฏَู‰ٰูƒُู…ْ ูˆَู„َุนَู„َّูƒُู…ْ ุชَุดْูƒُุฑُูˆู†َ

Yang artinya: Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur. (QS.Al-Baqarah : 185)

Maka kita menutup ibadah puasa pada hari raya Idul Fitri dengan bertakbir mengagungkan Allah. semoga segala apa yang kita lakukan di hari raya idul fitri ini adalah bentuk syukur kita atas segala nikmat, hidayah, kemudahan dan keselamatan yang allah berikan.

Hadirin rahimakumullah, tentu hari ini kita merayakan idul fitri dengan suasana hati yang berbeda-beda,  ada yang bergembira tidak terkira karena anggota keluarganya bisa berkumpul semuanya, bisa menikmati hidangan ketupat dan rendang bersama adik, kakak, ayah, ibu, kakek dan nenek. Ada yang bergembira karena anak kesayangannya pulang dari perantauan membawa cerita dan pengalaman. ada yang bergembira karena pada momen idul fitiri inilah ia bisa melihat orang tuanya setelah sekian lama tidak berjumpa. Setelah sekian lama hidup di perantauan, mengadu nasib di negeri orang. Ada yang berbahagia karena di tahun ini untuk pertamakalinya ia dipanggil ayah atau dipanggil ibu oleh anak pertamanya, ada yang bahagia karena di momen idul fitri ini ia bisa pulang ke kampung halaman tempat ia bermain semasa kecil, kampung yang walaupun penuh dengan kesederhanaan tapi terasa indah dan nyaman dengan sejuta kenangan.

tapi tentu di hari raya ini juga ada yang merasakan kesedihan, bahkan tetesan air mata tak mampu untuk ditahan,  mungkin ada diantara saudara kita yang tak bisa berhari raya bersama keluarga, mungkin ada orang tua yang hari ini menahan rindu karena anak kesayangannya tak bisa pulang dari perantauan, ada orang tua yang  tak bisa melihat canda tawa anak cucunya, ada yang bahkan bersedih karena salah satu anggota keluarganya telah dahulu menghadap Allah subhanahu wa ta’ala. Ada anak kecil yang harusnya seusianya mendapatkan belahan kasih sayang dari ibunya, mendapatkan perhatian dari ayahnya, meminta dimasakkan ini dan itu dari ibunya,meminta baju baru dari ayahnya, kasih sayang itu perhatian itu tidak ia dapatkan karena orang tuanya telah tiada. Maka dihari yang fitri ini marilah kita melihat kanan dan kiri, melihat sekitar kita, adakah anak yatim yang perlu kita santuni, jangan segan menyedekahkan sedikit harta, jangan segan memberikan perhatian, jangan segan memberikan kasih sayang kepada mereka. Hadirin Ada balasan besar bagi orang yang menyantuni anak yatim, ada keutaman besar bagi mereka yang mengasihi anak yatim, bahkan  Baginda nabi muhammad Saw bersabda :

ุฃَู†َุง ูˆَูƒَุงูِู„ُ ุงู„ْูŠَุชِูŠู…ِ ูِูŠ ุงู„ْุฌَู†َّุฉِ ู‡َูƒَุฐَุง. ูˆَุฃَุดَุงุฑَ ุจِุงู„ุณَّุจَّุงุจَุฉِ ูˆَุงู„ْูˆُุณْุทَู‰، ูˆَูَุฑَّุฌَ ุจَูŠْู†َู‡ُู…ุง ุดَูŠْุฆًุง

Yang artinya, “Aku dan orang yang merawat anak yatim seperti ini di dalam surga.” Kemudian nabi memberi isyarat dengan jari telunjuk dan jari tengah, seraya sedikit merenggangkannya.” (HR. Imam Bukhari & Imam Muslim).

Allahuakbar Allahuakbar Allahuakbar walillahilhamd..

Jamaah shalat Idul Fitri rohimakumullah,  marilah juga pada momen Idul Fitri ini kita memperbaiki hubungan dengan saudara, tetangga, kerabat baik yang jauh ataupun dekat, sebagai manusia kita semua tak kan pernah luput dari khilaf, salah dan dosa. Mata sering salah melihat, mulut sering salah berucap, hati sering salah prasangka, telinga sering salah mendengar, lupakan dan maafkanlah konflik yang pernah terjadi, bukakan pintu maaf yang sebesar-besarnya. Mari kita lebih bisa menghormati perbedaan, lebih menghargai keanekaragaman.  Kita hidup di negara dengan beraneka ragam bahasa, budaya dan agama, perbedaan pendapat dan pemikiran pasti terjadi. mari kita lebih bijak dalam menerima informasi, jangan mudah tersulut emosi dari berita yang kebenarannya belum pasti, mari kita lebih bijak bermedia sosial, jangan hanya karena mengetik satu dua kata kita bermusahan antar saudara. Apa yang retak mari kita satukan, apa yang putus mari kita sambungkan, apa yang berjarak mari kita dekatkan. di hari yang fitri ini jangan segan kita saling mengulurkan tangan, melemparkan senyuman, saling bermaaf maafan.

Terlebih hadirin marilah kita memperbaiki hubungan dengan ayah dan ibu kita tercinta, kepada sosok yang amat sangat berjasa dalam hidup kita, orang tua adalah jimat kita di dunia, keridhoan orangtua akan menjadi sumber kesuksesan kehidupan kita, sebaliknya kemarahannya adalah merupakan sebuah bencana dalam kehidupan kita.

ุฑِุถَุง ุงู„ู„َّู‡ِ ูِู€ูŠْ ุฑِุถَุง ุงู„ْูˆَุงู„ِุฏَูŠْู€ู†ِ، ูˆ ุณُุฎْุทُ ุงู„ู„َّู‡ِ ูِู€ูŠْ ุณُุฎْุทِ ุงู„ْูˆَุงู„ِุฏَูŠْู†ِ

"Keridhaan Allah ada pada keridhaan kedua orang tua dan kemurkaan-Nya ada pada kemurkaan kedua orang tua." (HR. Imam Tirmidzi).

adalah sebuah kebahagiaan bagi kita yang  masih memiliki orang tua yang masih bersama kita di dunia, ayah yang tak pernah mengeluh akan beratnya bekerja, ia terlihat tetap semangat walau keadaan serba tak pasti, semuanya ia lakukan dengan sepenuh hati, terkadang ia tidak memikirkan kesehatan tubuhnya, Ia hanya berpikir bagaimana keluarganya hidup bahagia, bagaimana ia bisa membelikan baju baru untuk anak kecilnya, bagaimana ia bisa menuruti harapan istrinya. Dan sosok ibu yang telah susah payah melahirkan kita ke dunia ini, sosok yang dengan berbakti kepadanya dapat menghantarkan kita ke surga. apa kabar orang tua kita hari ini? sudahkah kita menjenguk keduanya? Sudahkah kita mampu membuatnya bahagia? Sudahkah kita mampu memenuhi harapannya kepada kita, semakin hari semakin bertambah tua umurnya, tenaganya tak sekuat seperti dulu, apakah kita yang sibuk bekerja masih sempat memikirkannya, apakah kita yang sibuk mengejar cita-cita masih sempat bertukar cerita dengannya, apakah kita yang sibuk dengan berbagai urusan dan keperluan masih sempat duduk bersama dengannnya,

hadirin rohimakumullah jika kita dengan ikhlas peduli memberi kasih sayang dan membantu meringankan berat hidup kedua orang tua kita,  yakinlah surga balasannya, sebanyak apapun yang pernah kita berikan dan apapun yang pernah kita serahkan kepada orang tua kita tidak akan setimpal dengan perjuangan dan pengorbanan mereka melahirkan dan membesarkan kita, tak kan setimpal dengan beratnya ibu mengandung sembilan bulan, tak kan setimpal dengan sakitnya ibu melahirkan, tak kan setimpal dengan penatnya ayah membesarkan kita.

dan hadirin rohimakumullah, jika orang tua kita  saat ini sudah tidak bersama kita lagi di dunia, marilah kita luangkan waktu untuk beziarah ke makam mereka, lihat dan bersihkanlah pusara mereka, dan jangan sampai kita lupa mendoakan mereka, hadirin mereka menunggu do’a dari kita, mereka pastinya akan senang dan bahagia atas doa yang kita kirimkan, sebaliknya mereka pasti sangat bersedih ketika kita tidak mendoakan mereka, karena itulah yang mereka harapkan dialam sana, doa dari anak sholihnya.

Ya Allah ampunilah dosa kami jika kami masih sering menyakiti hati kedua orang tua kami ya Allah, maafkan kami jika kami belum bisa memenuhi harapan kedua orang tua kami ya Allah, maafkan kami jika kami terasa enggan dan malas mengurus orang tua kami di masa tua nya ya Allah, berikanlah kami kekuatan untuk mengurus orang tua kami di masa tuanya ya Allah, ya Allah ampuni kami Jika kami lebih sering menyapa teman kami di media sosial daripada menyapa kedua orangtua kami, ampunilah kami jika kami pernah marah dan membentaknya, ampuni kami jika kami pernah membuatnya kecewa, berikan kami kesempatan untuk membalas jasanya dan berikan kami kesempatan untuk berada disisinya saat ia sakit dan membutuhkan kami, jangan biarkan kesibukan kami dalam bekerja melupakan atau mengurangi bakti kami, ya Allah jika tiba waktunya nanti engkau memanggilnya, berikanlah sebelumnya kami kesempatan berada disisinya, berikan kami kesempatan untuk berterima kasih dan memohon maaf kepadanya, dan ya Allah jangan azab kedua orang tua kami, jangan siksa kedua orang tua kami baik karena dosa orang tua kami atau lantaran ulah kami anaknya yang sering berbuat dosa dan maksiat, dan kami mohon kepadamu  ya Allah untuk orang tua saudara-saudara kami yang telah meninggal dunia, ampunilah dosa mereka ya Allah, lipat gandakan pahala mereka ya Allah, berikanlah tempat terbaik untuk mereka ya Allah. Allahuakbar Allahuakbar Allahuakbar walillahilham.

Hadirin rahimakumullah, segala kebaikan yang bisa kita lakukan sekarang mari kita lakukan dengan segera, entah itu kebaikan dengan orang tua, kebaikan dengan tetangga, kebaikan dengan saudara, kebaikan dengan siapapun. Jika kita punya niatan untuk lebih banyak beribadah, untuk lebih rajin melaksanakan sholat, untuk lebih rajin menunaikan zakat, dan sekian banyak ibadah-ibadah lainnya, mari kita lakukan itu dengan segera, mumpung kita masih sehat, mumpung kita masih kuat, karena hadirin jika kemaren-kemaren kita melihat saudara kita ada yang sudah dibalut kain kafan, yang mandinya dimandikan, sholatnya disholatkan, bisa jadi berikutnya giliran kita, bisa jadi berikutnya kita yang dimandikan, kita yang disholati, kita yang dikafani. Mau sesehat apapun kita, mau semuda apapun kita, tak ada jaminan bahwa kematian tak akan datang menghampiri, ia datang tanpa kabar, ia datang tanpa persiapan, kapanpun dan dimanapun kita harus siap meninggalkan dunia ini. Semoga kita semua ditakdirkan oleh Allah wafat dalam keadaan husnul khotimah, wafat saat kita sudah banyak berbuat kebaikan, wafat saat segala dosa kita sudah dihapuskan. Aamiin Allahumma Aammin.

ุชู‚َุจَّู„َ ุงู„ู„ู‡ُ ู…ِู†َّุง ูˆَู…ِู†ْูƒُู…ْ ุงَู„ู„َّู‡ُู…َّ ุจَุงุฑِูƒْ ู„َู†َุง ูِูŠْ ุนِูŠْุฏِู†َุง، ูˆَุฃَุนِุฏْู‡ُ ุนَู„َูŠู†َุง ุฃَุนْูˆَุงู…ًุง ุนَุฏِูŠْุฏَุฉً. ุจَุงุฑَูƒَ ุงู„ู„ู‡ُ ู„ِูŠْ ูˆَู„َูƒُู…ْ ูِูŠْ ุงู„ْู‚ُุฑْุฃَู†ِ ุงู„ْูƒَุฑِูŠْู…ِ، ูˆَู†َูَุนَู†ِูŠْ ูˆَุฅِูŠَّุงูƒُู…ْ ุจِู…َุง ูِูŠْู‡ِ ู…ِู†َ ุงู„ْุฃَูŠَุงุชِ ูˆَุงู„ุฐِّูƒْุฑِ ุงู„ْุญَูƒِูŠْู…ِ، ูˆَุชَู‚َุจَّู„َ ุงู„ู„ู‡ُ ู…ِู†ِّูŠْ ูˆَู…ِู†ْูƒُู…ْ ุชِู„ุงَูˆَุชَู‡ُ ุฅِู†َّู‡ُ ู‡ُูˆَ ุงู„ุณَّู…ِูŠْุนُ ุงู„ْุนَู„ِูŠْู…ِ، ูˆَุงุณْุชَุบْูِุฑُูˆْู‡ُ ุฅِู†َّู‡ُ ู‡ُูˆَ ุงู„ْุบَูُูˆْุฑُ ุงู„ุฑَّุญِูŠْู…ُ

-II Khutbah ke

ุงู„ู„َّู‡ ุฃَูƒْุจَุฑُ. ุงู„ู„َّู‡ ุฃَูƒْุจَุฑُ. ุงู„ู„َّู‡ ุฃَูƒْุจَุฑُ. ุงَู„ู„ู‡ُ ุฃَูƒْุจَุฑُ ูƒَุจِูŠْุฑًุง ูˆَุงู„ْุญَู…ْุฏُ ู„ู„ู‡ِ ูƒَุซِูŠْุฑًุง، ูˆَุณُุจْุญَุงู†َ ุงู„ู„ู‡ِ ุจُูƒْุฑَุฉً ูˆَุฃَุตِูŠْู„ุงً.  ู„ุงَ ุฅِู„ู‡َ ุฅِู„ุงَّ ุงู„ู„ู‡ُ ูˆَุงู„ู„ู‡ُ ุฃَูƒْุจَุฑُ. ุงู„ู„ู‡ُ ุฃَูƒْุจَุฑُ ูˆَู„ู„ู‡ِ ุงู„ْุญَู…ْุฏ.

ุงู„ุญَู…ْุฏُ ู„ِู„ّٰู‡ِ ุงู„َّุฐِูŠْ ุญَุฑَّู…َ ุงู„ุตِّูŠุงَู…َ ุฃَูŠّุงَู…َ ุงู„ุฃَุนْูŠุงَุฏِ ุถِูŠَุงูَุฉً ู„ِุนِุจุงَุฏِู‡ِ ุงู„ุตَّุงู„ِุญِูŠْู†َ. ุฃَุดْู‡َุฏُ ุฃَู†ْ ู„ุงَุฅِู„ٰู‡َ ุฅِู„ุงَّุงู„ู„ู‡ُ ูˆَุญْุฏَู‡ُ ู„ุงَุดَุฑِูŠْูƒَ ู„َู‡ُ ุงู„َّุฐِูŠْ ุฌَุนَู„َ ุงู„ุฌَّู†َّุฉَ ู„ِู„ْู…ُุชَّู‚ِูŠْู†َ ูˆَุฃَุดْู‡َุฏُ ุฃَู†َّ ุณَูŠِّุฏَู†ุงَ ูˆَู…َูˆْู„ุงَู†َุง ู…ُุญَู…َّุฏًุง ุนَุจْุฏُู‡ُ ูˆَุฑَุณُูˆْู„ُู‡ُ ุงุงู„ุฏَّุงุนِูŠْ ุฅِู„ู‰َ ุงู„ุตِّุฑَุงุทِ ุงู„ْู…ُุณْุชَู‚ِูŠْู…ِ. ุงู„ู„ّٰู‡ُู…َّ ุตَู„ِّ ูˆَุณَู„ِّู…ْ ูˆَุจุงَุฑِูƒْ ุนَู„ู‰َ ุณَูŠِّุฏِู†َุง ู…ُุญَู…َّู€ุฏٍ ูˆَุนَู„َู‰ ุขู„ِู‡ِ ูˆَุฃَุตْุญุงَุจِู‡ِ ูˆَู…َู†ْ ุชَุจِุนَู‡ُู…ْ ุจِุฅِุญْุณَุงู†ٍ ุฅِู„ู‰َ ูŠَูˆْู…ِ ุงู„ุฏِّูŠْู†َ. ุฃَู…َّุง ุจَุนْุฏُ.

ูَูŠَุงุนِุจَุงุฏَ ุงู„ู„ู‡ِ ุงِุชَّู‚ُูˆْุง ุงู„ู„ู‡َ ุญَู‚َّ ุชُู‚َุงุชِู‡ِ ูˆَู„ุงَ ุชَู…ُูˆْุชُู†َّ ุฅِู„ุงَّ ูˆَุฃَู†ْุชُู…ْ ู…ُุณْู„ِู…ُูˆْู†َ. ู‚َุงู„َ ุงู„ู„ู‡ُ ุชَุนَุงู„ู‰َ ูِูŠْ ูƒِุชَุงุจِู‡ِ ุงْู„ุนَุธِูŠْู…ِ "ุฅِู†َّ ุงู„ู„ู‡َ ูˆَู…َู„ุงَุฆِูƒَุชَู‡ُ ูŠُุตَู„ُّูˆْู†َ ุนَู„ู‰َ ุงู„ู†َّุจِูŠِّ, ูŠَุง ุฃَูŠُّู‡َุง ุงู„َّุฐِูŠْู†َ ุฃَู…َู†ُูˆْุง ุตَู„ُّูˆْุง ุนَู„َูŠْู‡ِ ูˆَุณَู„ِّู…ُูˆْุง ุชَุณْู„ِูŠْู…ًุง". ุงَู„ู„َّู‡ُู…َّ ุตَู„ِّ ูˆَุณَู„ِّู…ْ ุนَู„ู‰َ ุณَูŠِّุฏِู†َุง ู…ُุญَู…َّุฏٍ ูˆَุนَู„ู‰َ ุงَู„ِู‡ِ ูˆَุฃًุตْุญَุงุจِู‡ِ ุฃَุฌْู…َุนِูŠْู†َ. ูˆَุงู„ุชَّุงุจِุนِูŠْู†َ ูˆَุชَุงุจِุนِ ุงู„ุชَّุงุจِุนِูŠْู†َ ูˆَู…َู†ْ ุชَุจِุนَู‡ُู…ْ ุจِุฅِุญْุณَุงู†ٍ ุฅِู„ู‰َ ูŠَูˆْู…ِ ุงู„ุฏِّูŠْู†ِ. ูˆَุนَู„َูŠْู†َุง ู…َุนَู‡ُู…ْ ุจِุฑَุญْู…َุชِูƒَ ูŠَุง ุงَุฑْุญَู…َ ุงู„ุฑَّุงุญِู…ِูŠْู†َ ุงَู„ู„َّู‡ُู…َّ ุงุบْูِุฑْ ู„ِู„ْู…ُุณْู„ِู…ِูŠْู†َ ูˆَุงْู„ู…ُุณْู„ِู…ุงَุชِ, ูˆَุงْู„ู…ُุคْู…ِู†ِูŠْู†َ ูˆَุงْู„ู…ُุคْู…ِู†َุงุชِ, ุงَู„ْุฃَุญْูŠَุงุกِ ู…ِู†ْู‡ُู…ْ ูˆَุงْู„ุฃَู…ْูˆَุงุชِ ุฅِู†َّูƒَ ุณَู…ِูŠْุนٌ ู‚َุฑِูŠْุจٌ ู…ُุฌِูŠْุจُ ุงู„ุฏَّุนَูˆَุงุชِ ูŠَุง ู‚َุงุถِูŠَ ุงْู„ุญَุงุฌَุงุชِ. ุฑَุจَّู†َุง ุงูْุชَุญْ ุจَูŠْู†َู†َุง ูˆَุจَูŠْู†َ ู‚َูˆْู…ِู†َุง ุจِุงْู„ุญَู‚ِّ ูˆَุฃَู†ْุชَ ุฎَูŠْุฑُ ุงْู„ูَุงุชِุญِูŠْู†َ. ุฑَุจَّู†َุง ุฃَุชِู†َุง ูِูŠ ุงู„ุฏُّู†ْูŠَุง ุญَุณَู†َุฉً ูˆَูِูŠ ุงْู„ุขุฎِุฑَุฉِ ุญَุณَู†َุฉً ูˆَู‚ِู†َุง ุนَุฐَุงุจَ ุงู„ู†َّุงุฑِ ุนِุจَุงุฏَ ุงู„ู„ู‡ِ ุฅِู†َّ ุงู„ู„ู‡َ ูŠَุฃْู…ُุฑُ ุจِุงู„ْุนَุฏْู„ِ ูˆَุงْู„ุฅِุญْุณَุงู†ِ ูˆَุฅِูŠْุชَุงุกِ ุฐِูŠ ุงْู„ู‚ُุฑْุจู‰َ ูˆَูŠَู†ْู‡ู‰َ ุนَู†ِ ุงْู„ูَุญْุดَุงุกِ ูˆَุงْู„ู…ُู†ْูƒَุฑِ ูˆَุงْู„ุจَุบْูŠِ ูŠَุนِุธُูƒُู…ْ ู„َุนَู„َّูƒُู…ْ ุชَุฐَูƒَّุฑُูˆْู†َ. ูَุงุฐْูƒُุฑُูˆْุง ุงู„ู„ู‡َ ูŠَุฐْูƒُุฑْูƒُู…ْ ูˆَุงุฏْุนُูˆْู‡ُ ูŠَุณْุชَุฌِุจْ ู„َูƒُู…ْ ูˆَู„َุฐِูƒْุฑُ ุงู„ู„ู‡ُ ุงูƒุจَุฑ


Sumber:

Rangkaian kata diolah oleh Ust. Ahmad Nurmasduki, S.A., S.H., M.H. (Youtube Olah Rasa Olah Kata)

Dalil kebanyakan kami kutip dari website NU ONLINE.

Format salinan oleh : Syamsul Bahri Said Al-Pungguri

(Fail Pdf, 082350222387) 

(Youtube Syamsul Bahri Said Al-Pungguri)

 


Sabtu, 12 Juni 2021

Mengurai Makna Ibadah Qurban dan Haji

 Khutbah Idul Adha

Khutbah I


ุงَู„ู„ู‡ُ ุฃَูƒْุจَุฑُ ุงَู„ู„ู‡ُ ุฃَูƒْุจَุฑُ ุงَู„ู„ู‡ُ ุฃَูƒْุจَุฑُ. ุงَู„ู„ู‡ُ ุฃَูƒْุจَุฑُ ุงَู„ู„ู‡ُ ุฃَูƒْุจَุฑُ ุงَู„ู„ู‡ُ ุฃَูƒْุจَุฑُ. ุงَู„ู„ู‡ُ ุฃَูƒْุจَุฑُ ุงَู„ู„ู‡ُ ุฃَูƒْุจَุฑُ ุงَู„ู„ู‡ُ ุฃَูƒْุจَุฑُ. ุงَู„ู„ู‡ُ ุฃَูƒْุจَุฑْ ูƒَุจِูŠْุฑًุง ูˆَุงู„ْุญَู…ْุฏُ ู„ู„ู‡ِ ูƒَุซِูŠْุฑًุง ูˆَุณُุจْุญَุงู†َ ุงู„ู„ู‡ِ ุจُูƒْุฑَุฉً ูˆَุฃَุตِูŠْู„ุงً، ู„َุงุฅِู„ู‡َ ุฅِู„ุงَّ ุงู„ู„ู‡ُ ูˆَุญْุฏَู‡ُ، ุตَุฏَู‚َ ูˆَุนْุฏَู‡ُ ูˆَู†َุตَุฑَ ุนَุจْุฏَู‡ُ ูˆَุฃَุนَุฒَّ ุฌُู†ْุฏَู‡ُ ูˆَู‡َุฒَู…َ ุงู„ْุฃَุญْุฒَุงุจَ ูˆَุญْุฏَู‡ُ، ู„ุงَุฅِู„ู‡َ ุฅِู„ุงَّ ุงู„ู„ู‡ُ ูˆَุงู„ู„ู‡ُ ุฃَูƒْุจَุฑُ، ุงَู„ู„ู‡ُ ุฃَูƒْุจَุฑُ ูˆَู„ู„ู‡ِ ุงْู„ุญَู…ْุฏُ


 ุงู„ุญَู…ْุฏُ ู„ِู„ู‡ِ ุงู„َّุฐِูŠْ ุฎَู„َู‚َ ุงู„ุฒّู…َุงู†َ ูˆَูَุถَّู„َ ุจَุนْุถَู‡ُ ุนَู„َู‰ ุจَุนْุถٍ ูَุฎَุตَّ ุจَุนْุถُ ุงู„ุดُّู‡ُูˆْุฑِ ูˆَุงู„ุฃَูŠَّุงู…ِ ูˆَุงู„َู„ูŠَุงู„ِูŠ ุจِู…َุฒَุงูŠَุง ูˆَูَุถَุงุฆِู„َ ูŠُุนَุธَّู…ُ ูِูŠْู‡َุง ุงู„ุฃَุฌْุฑُ ูˆุงู„ุญَุณَู†َุงุชُ. ุฃَุดْู‡َุฏُ ุฃَู†ْ ู„ุงَ ุฅِู„َู‡َ ุฅِู„ุงَّ ุงู„ู„ู‡ُ ูˆَุญْุฏَู‡ُ ู„ุงَ ุดَุฑِูŠْูƒَ ู„َู‡ُ ูˆَุฃَุดْู‡َุฏُ ุฃَู†َّ ุณَูŠِّุฏَู†ุง ู…ُุญَู…َّุฏًุง ุนَุจْุฏُู‡ُ ูˆَุฑَุณُูˆْู„ُู‡ُ ุงู„ุฏَّุงุนِู‰ ุจِู‚َูˆْู„ِู‡ِ ูˆَูِุนْู„ِู‡ِ ุฅِู„َู‰ ุงู„ุฑَّุดَุงุฏِ. ุงู„ู„ّู‡ُู…َّ ุตَู„ّ ูˆุณّู„ِّู…ْ ุนู„َู‰ ุนَุจْุฏِูƒَ ูˆَุฑَุณُูˆْู„ِูƒَ ู…ُุญَู…ّุฏٍ ูˆِุนَู„َู‰ ุขู„ِู‡ ูˆุฃุตْุญَุงุจِู‡ِ ู‡ُุฏَุงุฉِ ุงู„ุฃَู†َุงู…ِ ููŠ ุฃَู†ْุญَุงุกِ ุงู„ุจِู„ุงَุฏِ. ุฃู…َّุง  ุจุนْุฏُ، ููŠَุง ุฃَูŠُّู‡َุง ุงู„ู†َّุงุณُ ุงุชَّู‚ُูˆุง ุงู„ู„ู‡َ ุชَุนَุงู„َู‰ ุจِูِุนْู„ِ ุงู„ุทَّุงุนَุงุชِ

ูَู‚َุฏْ ู‚َุงู„َ ุงู„ู„ู‡ُ ุชَุนَุงู„ู‰َ ูِูŠ ูƒِุชَุงุจِู‡ِ ุงู„ْูƒَุฑِูŠْู…ِ: ุฅِู†َّุง ุฃَุนْุทَูŠْู†َุงูƒَ ุงู„ْูƒَูˆْุซَุฑَ. ูَุตَู„ِّ ู„ِุฑَุจِّูƒَ ูˆَุงู†ْุญَุฑْ. ุฅِู†َّ ุดَุงู†ِุฆَูƒَ ู‡ُูˆَ ุงู„ْุฃَุจْุชَุฑُ .ูˆู‚ุงู„ ุงูŠุถุง : ูˆَู„ِู„َّู‡ِ ุนَู„َู‰ ูฑู„ู†َّุงุณِ ุญِุฌُّ ูฑู„ْุจَูŠْุชِ ู…َู†ِ ูฑุณْุชَุทَุง ุนَ ุฅِู„َูŠْู‡ِ ุณَุจِูŠู„ًุง ูˆَู…َู† ูƒَูَุฑَ ูَุฅِ ู†َّ ูฑู„ู„َّู‡َ ุบَู†ِู‰ٌّ ุนَู†ِ ูฑู„ْุนَٰู„َู…ِูŠู†َ



Ma’asyiral Muslimin wal Muslimat rahimakumullah,


Ungkapan rasa syukur sudah seharusnya kita ungkapkan biqouli alhamdulillah karena sampai dengan saat ini kita masih mendapat kepercayaan dari Allah SWT untuk tetap bisa menikmati karunia Allah untuk tetap dapat menginjakan kaki kita di atas bumi-Nya. Terlebih lagi saat ini kita masih di berikan-Nya kesempatan untuk bertemu dengan Hari Raya Idul Adha 1438 H. Mudah-mudahan semua ini mampu menjadi motivasi kita untuk meningkatkan dan memperkuat keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah SWT.



Ma'asyiral Muslimin wal Muslimat rahimakumullah,


Idul Adha adalah salah satu hari raya dalam agama Islam yang di dalamnya menyimpan berbagai peristiwa monumental dari peradaban kehidupan di bumi. Peristiwa tersebut selanjutnya diabadikan dalam sebuah ritual ibadah. Dua ibadah yang sangat identik dengan Hari Raya Idul Adha adalah ibadah kurban dan haji. Kedua ibadah ini mengandung nilai keteguhan dan keimanan dan menjadi bukti pengorbanan yang di dasari dengan penuh keikhlasan dan kesabaran.




ุงู„ู„ู‡ُ ุฃَูƒْุจَุฑ ،ุงู„ู„ู‡ُ ุฃَูƒْุจَุฑُ، ุงู„ู„ู‡ُ ุฃَูƒْุจَุฑُ، ูˆَู„ู„ู‡ِ ุงู„ْุญَู…ْุฏُ


Hadirin rahimakumullah, 


Ibadah kurban adalah ibadah yang berawal dari sejarah ketika Nabi Ibrahim mendapatkan perintah untuk mengorbankan putranya, Ismail, dengan cara disembelih. Berbekal keimanan yang tinggi, Nabi Ibrahim pun melaksanakan perintah yang disampaikan Allah melalui sebuah mimpi. Namun, sebelum Nabi Ibrahim menyembelih Ismail, malaikat membawa seekor kambing dari surga sebagai ganti untuk disembelih. Peristiwa ini diabadikan dalam Al-Qur’an surat Asshoffat: 102


ูَู„َู…َّุง ุจَู„َุบَ ู…َุนَู‡ُ ุงู„ุณَّุนْูŠَ ู‚َุงู„َ ูŠَุง ุจُู†َูŠَّ ุฅِู†ِّูŠ ุฃَุฑَู‰ٰ ูِูŠ ุงู„ْู…َู†َุงู…ِ ุฃَู†ِّูŠ ุฃَุฐْุจَุญُูƒَ ูَุงู†ْุธُุฑْ ู…َุงุฐَุง ุชَุฑَู‰ٰ ۚ ู‚َุงู„َ ูŠَุง ุฃَุจَุชِ ุงูْุนَู„ْ ู…َุง ุชُุคْู…َุฑُ ۖ ุณَุชَุฌِุฏُู†ِูŠ ุฅِู†ْ ุดَุงุกَ ุงู„ู„َّู‡ُ ู…ِู†َ ุงู„ุตَّุงุจِุฑِูŠู†َ


Artinya: Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu!" Ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.”


Dari sejarah inilah umat Islam diperintahkan untuk menyembelih hewan kurban yang pada hakikatnya merupakan sebuah ibadah untuk mengingatkan kita semua untuk kembali kepada tujuan hidup, yaitu beribadah kepada Allah. Disebutkan dalam Al-Qur’an surat Adz-Dzaariyaat: 56


ูˆَู…َุง ุฎَู„َู‚ْุชُ ุงู„ْุฌِู†َّ ูˆَุงู„ْุฅِู†ุณَ ุฅِู„َّุง ู„ِูŠَุนْุจُุฏُูˆู†ِ


“Dan tidak Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk menyembah-Ku.”


Hikmah dari ujian Allah kepada Nabi Ibrahim untuk menyembelih putranya adalah keikhlasan dalam menjalankan perintah Allah SWT. Keikhlasan menjadi salah satu kunci untuk memperoleh ridha Allah dengan menjalankan apa yang menjadi perintah-Nya dan menjauhi apa yang dilarang-Nya. Jika kita melaksanakan ibadah tanpa didasari oleh keikhlasan maka niscaya yang kita lakukan akan menjadi sebuah kesia-siaan belaka.


ุฅِู†َّ ุงู„ู„َّู‡َ ู„ุง ูŠَู‚ْุจَู„ُ ู…ِู†ْ ุงู„ْุนَู…َู„ِ ุฅِู„ุง ู…َุง ูƒَุงู†َ ู„َู‡ُ ุฎَุงู„ِุตًุง ูˆَุงุจْุชُุบِูŠَ ุจِู‡ِ ูˆَุฌْู‡ُู‡ُ


Artinya: Allah tidak menerima amal, kecuali amal (ibadah) yang dilandasi keikhlasan dan karena mencari keridhaan Allah SWT (HR. Nasa’i)


Dalam berkurban kita harus ikhlas dan siap mengorbankan sebagian harta kita untuk orang lain yang pada hakikatnya perlu kita camkan bahwa semuanya adalah milik Allah SWT. Dikarenakan ibadah kurban adalah untuk Allah SWT maka sudah seharusnya kita memberikan hewan kurban yang terbaik yang kita punya. Prinsip ini akan menjadi bagian dari ketaatan kita kepada Allah.


Hikmah lain dari ibadah kurban dapat dilihat dari makna kata kurban itu sendiri. Kurban dalam Bahasa Indonesia berarti dekat. Oleh karena itu, kurban dapat diartikan mendekatkan diri kepada Allah dengan menjalankan segala perintah dan menjauhi larangan-Nya melalui wasilah hewan ternak yang dikurbankan atau disembelih.


ุงู„ู„ู‡ُ ุฃَูƒْุจَุฑ ،ุงู„ู„ู‡ُ ุฃَูƒْุจَุฑُ، ุงู„ู„ู‡ُ ุฃَูƒْุจَุฑُ، ูˆَู„ู„ู‡ِ ุงู„ْุญَู…ْุฏُ


Ma'asyiral Muslimin wal Muslimat rahimakumullah,


Ibadah selanjutnya yang identik dengan Hari Raya Idul Adha adalah ibadah haji ke Tanah Suci Makkah. Ibadah haji merupakan kewajiban bagi kita umat Islam yang memiliki kemampuan. Hal ini ditegaskan oleh Allah dalam firman-Nya dalam surat Ali Imran ayat 97:


ูˆَู„ِู„َّู‡ِ ุนَู„َู‰ ูฑู„ู†َّุงุณِ ุญِุฌُّ ูฑู„ْุจَูŠْุชِ ู…َู†ِ ูฑุณْุชَุทَุง ุนَ ุฅِู„َูŠْู‡ِ ุณَุจِูŠู„ًุง ูˆَู…َู† ูƒَูَุฑَ ูَุฅِ ู†َّ ูฑู„ู„َّู‡َ ุบَู†ِู‰ٌّ ุนَู†ِ ูฑู„ْุนَٰู„َู…ِูŠู†َ


Artinya: “Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya dari semesta alam.“


Mampu melaksanakan Rukun Islam yang kelima ini memiliki artian siap untuk mengorbankan harta yang dimiliki sebagai wujud syukur atas nikmat harta dan kesehatan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Kesiapan kita mengorbankan harta untuk menjadi tamu Allah di Baitullah sekaligus mengajarkan kepada kita untuk menjauhi sifat kikir dan cinta terhadap kekayaan materi.


Pengorbanan kita dalam berhaji juga mengajarkan kepada kita untuk tidak membangga-banggakan kekayaan ataupun kelebihan yang kita miliki karena pada dasarnya semua itu adalah karunia dan anugerah dari Allah. Sudah seharusnya semua itu kita syukuri untuk menjadi modal kita untuk tekun beribadah kepada Allah SWT.


Ibadah haji juga mengajarkan kepada kita untuk saling membantu dan saling bekerja sama dengan orang lain. Seperti yang kita ketahui, perjalanan ibadah haji ditempuh dengan berduyun-duyun dalam sebuah perjalanan yang penuh dengan tantangan kesulitan dan pengorbanan.


Di dalamnya harus diikuti dengan semangat juang tinggi tanpa putus asa disertai dengan kedisiplinan dan kesabaran untuk mencapai sebuah tujuan. Akhlaqul Karimah kepada sesama manusia juga harus dikedepankan diiringi dengan kesadaran bahwa niat kebaitullah adalah untuk beribadah. Bukan untuk yang lain.


Dengan niat yang benar, ibadah haji harus dapat membangkitkan semangat dan kesadaran diri untuk saling mengingatkan dalam kebenaran, menasehati dalam kesabaran dan menebarkan kasih sayang kepada seluruh ciptaan Allah SWT.

 

ุงู„ู„ู‡ُ ุฃَูƒْุจَุฑ ،ุงู„ู„ู‡ُ ุฃَูƒْุจَุฑُ، ุงู„ู„ู‡ُ ุฃَูƒْุจَุฑُ، ูˆَู„ู„ู‡ِ ุงู„ْุญَู…ْุฏُ


Ma'asyiral Muslimin wal Muslimat rahimakumullah,


Ibadah haji juga merupakan wujud ketaatan dan ketundukan kita kepada perintah Allah SWT. Ibadah haji adalah ibadah yang sudah ditentukan waktunya dengan artian harus meninggalkan aktifitas duniawi untuk fokus beribadah bagi kepentingah ukhrowi.


Dalam ibadah haji para jamaah melakukan rangkaian ibadah sebagai upaya membersihkan diri dari dosa seraya mengharapkan ampunan, rahmat, dan ridha Allah SWT. Mereka juga melatih kesabaran dengan kedisiplinan rangkaian ibadah sekaligus melupakan urusan dunia yang sering membuat hati manusia lalai mengingat Allah SWT.


Dengan hanya mengenakan kain ihram berwarna putih, para jamaah diingatkan dengan kain kafan ciri khas dari kematian yang pasti akan datang kepada setiap yang bernyawa. Kita berasal dari Allah dan hanya kepada-Nyalah kita akan kembali. Kita pasti akan berpisah dengan semua yang kita cintai dan berpisah dengan yang mencintai kita. Semua akan kembali kepada sang pemilik yang hakiki, Allah SWT.


Dalam ibadah haji, jamaah juga melakukan ibadah lainnya seperti Tawaf mengelilingi Ka'bah sebanyak tujuh kali dan melakukan lari kecil dari bukit Shafa ke bukit Marwah yang dinamakan dengan Sa'i. Dalam ibadah ini para jamaah berdoa untuk senantiasa mendapatkan pertolongan Allah SWT dan perlindungan dari dosa yang timbul dari hawa nafsu dan godaan Setan.


Ibadah Towaf dan Sa'i memiliki makna yang mendalam agar kita senantiasa berusaha tanpa henti dan berhijrah melalui bentuk aktivitas berlari untuk meraih kemuliaan dengan berserah diri kepada Allah. Dengan senantiasa membersihkan hati dari sifat yang tercela, kita harus menanamkan tekad untuk mencapai puncak kesucian.


ุงู„ู„ู‡ُ ุฃَูƒْุจَุฑ ،ุงู„ู„ู‡ُ ุฃَูƒْุจَุฑُ، ุงู„ู„ู‡ُ ุฃَูƒْุจَุฑُ، ูˆَู„ู„ู‡ِ ุงู„ْุญَู…ْุฏُ


Ma'asyiral Muslimin wal Muslimat rahimakumullah,


Allah SWT telah menjanjikan Surga Allah SWT kepada umat Islam yang melaksanakan haji dengan niat tulus karena Allah dan dapat meraih predikat mabrur.


ุงู„ْุญَุฌُّ ุงู„ْู…َุจْุฑُูˆุฑُ ู„َูŠْุณَ ู„َู‡ُ ุฌَุฒَุงุกٌ ุฅِู„َّุง ุงู„ْุฌَู†َّุฉُ


Artinya: haji yang mabrur tiada balasan baginya kecuali surga (HR. Nasa’i).


Lalu, apa yang dimaksud dengan haji mabrur? Haji mabrur adalah haji yang tidak tercampuri kemaksiatan. Hal ini sesuai dengan makna kata “al-mabrur” yang diambil dari kata al-birr yang artinya adalah ketaatan. Dengan kata lain haji mabrur adalah haji yang dijalankan dengan penuh ketaatan sehingga tidak tercampur dengan dosa. Haji mabrur juga merupakan haji yang maqbul atau diterima oleh Allah dan akan dibalas dengan al-birr (kebaikan) yaitu pahala.


Haji mabrur dapat ditandai dengan terlihatnya seseorang menjadi lebih baik dari sebelumnya dan tidak mengulangi perbuatan maksiat dan dosa yang ia lakukan.


Ma'asyiral Muslimin wal Muslimat rahimakumullah,


Dengan hikmah dua ibadah ini yaitu kurban dan haji, sudah merupakan kewajiban bagi kita selaku umat Islam untuk menyakini bahwa Allah memiliki tujuan dalam memberikan setiap perintah kepada manusia. Allah pasti akan memberikan yang terbaik kepada kita jika kita juga berbuat baik dan mematuhi perintah-Nya. Keyakinan dan keikhlasan untuk mematuhi perintah-Nya akan membawa kebaikan kepada kita.


ุงู„ู„ู‡ُ ุฃَูƒْุจَุฑ ،ุงู„ู„ู‡ُ ุฃَูƒْุจَุฑُ، ุงู„ู„ู‡ُ ุฃَูƒْุจَุฑُ، ูˆَู„ู„ู‡ِ ุงู„ْุญَู…ْุฏُ


Ma’asyiral Muslimin wal Muslimat rahimakumullah,


Akhirnya marilah kita berdoa memohon kepada Allah SWT agar semua ibadah yang kita lakukan akan mendapatkan ridha dari Allah SWT. Ya Allah, ya Rahman, limpahkanlah Rahman Rahim-Mu. Curahkanlah hidayah-Mu sehingga kami dapat meraih keridhaan-Mu. Hanya kepada Engkaulah kami mempercayakan diri kami. Janganlah Engkau membiarkan kami berjalan sendiri tanpa kendali hidayah-Mu. Ya Allah......


Ya Allah, ya Rahim, kami mempersembahkan ke hadirat-Mu, sekelumit pengorbanan berupa hewan kurban, yang nilainya jauh tak sebanding dengan luas pemberianmu dan kasih sayang-Mu, yang tiada terhingga banyaknya dan kami tidak mampu memperhitungkannya. 


Ya Allah perkenankanlah kami untuk sampai ke Mekkah, Madinah, dan Arafah untuk menjadi tamu-Mu menjalankan ibadah haji. Berikanlah kami rezeki menjadi haji mabrur. Anugerahkanlah ridha-Mu dan sayangilah kami.


ุจَุงุฑَูƒَ ุงู„ู„ู‡ُ ู„ِูŠْ ูˆَู„َูƒُู…ْ ูِูŠ ุงู„ْู‚ُุฑْุขู†ِ ุงู„ْุนَุธِูŠْู…ِ، ูˆَู†َูَุนَู†ِูŠْ ูˆَุฅِูŠَّุงูƒُู…ْ ูِู‰ ุงْู„ุขูŠَุงุชِ ูˆَุงู„ุฐِّูƒْุฑِ ุงู„ْุญَูƒِูŠْู…ِ، ุงِู†َّู‡ُ ู‡ُูˆَ ุงู„ْุจَุฑُّ ุงู„ุฑَّุคُูˆْูُ ุงู„ุฑَّุญِูŠْู…ُ


Khutbah II


ุงู„ู„ู‡ُ ุงَูƒْุจَุฑْูƒَุจِูŠْุฑًุง ูˆَุงู„ْุญَู…ْุฏُ ู„ู„ู‡ِ ูƒَุซِูŠْุฑًุง ูˆَุณُุจْุญَุงู†َ ุงู„ู„ู‡ِ ุจُูƒْุฑَุฉً ูˆَุฃَุตِูŠْู„ุงً ، ู„ุงَ ุฅِู„َู‡َ ุฅِู„ุงّ ุงู„ู„ู‡ ูˆَู„َู‡ُ ุงู„ْุญَู…ْุฏُ ูِู‰ ุงู„ุณَّู…َูˆَุงุชِ ูˆَุงู„ุฃَุฑْุถِ ูˆَุนَุดِูŠًّุง ูˆَุญِูŠْู†َ ุชُุธْู‡ِุฑُูˆْู†


ุงู„ู„ู‡ُ ุงَูƒْุจَุฑْ3X ูˆَู„ู„ู‡ِ ุงู„ْุญَู…ْุฏ

 ุงู„ْุญَู…ْุฏُ ู„ู„ู‡ِ ุงู„َّุฐِู‰ْ ุจَุณَุทَ ู„ِุนِุจَุงุฏِู‡ِ ู…َูˆَุงุนِุฏَ ุฅِุญْุณَุงู†ِู‡ِ ูˆَุฅِู†ْุนَุงู…ِู‡ ، ูˆَุฃَุนَุงุฏَ ุนَู„َูŠْู†َุง ูِู‰ ู‡َุฐِู‡ِ ุงู„ุฃَูŠَّุงّู…ِ ุนَูˆَุงุฆِุฏَ ุจِุฑِّู‡ِ ูˆَุฅِูƒْุฑَุงู…ِู‡ ، ุฃَุญْู…َุฏُู‡ُ ุณُุจْุญَุงู†َู‡ُ ูˆَุชَุนَุงู„َู‰ ุนَู„َู‰ ุฌَุฒِูŠْู„ِ ุฅِูْุถَุงู„ِู‡ِ ูˆَ ุฅِู…ْุฏَุงุฏِู‡ْ ، ูˆَุฃَุดْูƒُุฑُู‡ُ ุนَู„َู‰ ูƒَู…َุงู„ِ ุฌُูˆْุฏِู‡ِ ุจِุนِุจَุงุฏِู‡ِ ، ุฃَุดْู‡َุฏُ ุฃَู†ْ ู„ุงَ ุฅِู„َู‡َ ุฅِู„ุงَّ ุงู„ู„ู‡ُ ูˆَุญْุฏَู‡ُ ู„ุงَ ุดَุฑِูŠْูƒَ ู„َู‡ُ ูِู‰ْ ู…ُู„ْูƒِู‡ْ ، ูˆَุฃَุดْู‡َุฏُ ุฃَู†َّ ุณَูŠِّุฏَู†َุง ูˆَู…َูˆْู„ุงَู†َุง ู…ُุญَู…َّุฏًุง ุนَุจْุฏُู‡ُ ูˆَุฑَุณُูˆْู„ُู‡ُ ุฃَุดْุฑَูُ ุนِุจَุงุฏِู‡ِ ูˆَุฒُู‡َّุงุฏِู‡ْ ، ุงู„ู„َّู‡ُู…َّ ุตَู„ِّ ูˆَุณَู„ِّู…ْ ูˆَุจَุงุฑِูƒْ ุนَู„َู‰ ู‡َุฐَุง ุงู„ู†َّุจِูŠِّ ุงู„ูƒَุฑِูŠْู…ِ ูˆَุงู„ุฑَّุณُูˆْู„ِ ุงู„ْุนَุธِูŠْู…ِ ุณَูŠِّุฏِู†َุง ูˆَู…َูˆْู„ุงَู†َุง ู…ُุญَู…َّุฏٍ ูˆَุนَู„َู‰ ุงَู„ِู‡ِ ูˆَุตَุญْุจِู‡ِ ุงู„َّุฐِูŠْู†َ ูƒَุงู†ُูˆْุง ุฃُู…َุฑَุงุกَ ุงู„ْุญَุฌِูŠْุฌِ ู„ِุจِู„ุงَุฏِ ุงู„ู„ู‡ِ ุงู„ْุญَุฑَุงู…ِ ูˆَุณَู„َّู…َ ุชَุณْู„ِูŠْู…ًุง ูƒَุซِูŠْุฑًุง

ุงู„ู„ู‡ُ ุงَูƒْุจَุฑْ3 X ูˆَู„ู„ู‡ِ ุงู„ْุญَู…ْุฏ ، ุฃَู…َّุง ุจَุนْุฏُ :

ูَูŠَุง ุฃَูŠُّู‡َุง ุงู„ู†َّุงุณُ ุงِุชَّู‚ُูˆْุง ุงู„ู„ู‡َ ุญَู‚َّ ุชُู‚َุงุชِู‡ْ ูˆَุงุนْู„َู…ُูˆْุง ุฃَู†َّ ุงู„ู„ู‡َ ุฃَู…َุฑَูƒُู…ْ ุจِุฃَู…ْุฑٍ ุจَุฏَุฃَ ูِูŠْู‡ِ ุจِู†َูْุณِู‡ِ ูˆَุซَู€ู†َู‰ ุจِู…َู„ุข ุฆِูƒَุชِู‡ِ ุจِู‚ُุฏْุณِู‡ِ ูˆَู‚َุงู„َ ุชَุนุงَู„َู‰ ุฅِู†َّ ุงู„ู„ู‡َ ูˆَู…َู„ุขุฆِูƒَุชَู‡ُ ูŠُุตَู„ُّูˆْู†َ ุนَู„ู‰َ ุงู„ู†َّุจِู‰ ูŠุข ุงَูŠُّู‡َุง ุงู„َّุฐِูŠْู†َ ุขู…َู†ُูˆْุง ุตَู„ُّูˆْุง ุนَู„َูŠْู‡ِ ูˆَุณَู„ِّู…ُูˆْุง ุชَุณْู„ِูŠْู…ًุง. ุงู„ู„ู‡ُู…َّ ุตَู„ِّ ุนَู„َู‰ ุณَูŠِّุฏِู†َุง ู…ُุญَู…َّุฏٍ ุตَู„َّู‰ ุงู„ู„ู‡ُ ุนَู„َูŠْู‡ِ ูˆَุณَู„ِّู…ْ ูˆَุนَู„َู‰ ุขู„ِ ุณَูŠِّุฏِู†ุงَ ู…ُุญَู…َّุฏٍ ูˆَุนَู„َู‰ ุงَู†ْุจِูŠุขุฆِูƒَ ูˆَุฑُุณُู„ِูƒَ ูˆَู…َู„ุขุฆِูƒَุฉِ ุงْู„ู…ُู‚َุฑَّุจِูŠْู†َ ูˆَุงุฑْุถَ ุงู„ู„ّู‡ُู…َّ ุนَู†ِ ุงْู„ุฎُู„َูَุงุกِ ุงู„ุฑَّุงุดِุฏِูŠْู†َ ุฃَุจِู‰ ุจَูƒْุฑٍ ูˆَุนُู…َุฑ ูˆَุนُุซْู…َุงู† ูˆَุนَู„ِู‰ ูˆَุนَู†ْ ุจَู‚ِูŠَّุฉِ ุงู„ุตَّุญَุงุจَุฉِ ูˆَุงู„ุชَّุงุจِุนِูŠْู†َ ูˆَุชَุงุจِุนِูŠ ุงู„ุชَّุงุจِุนِูŠْู†َ ู„َู‡ُู…ْ ุจِุงِุญْุณَุงู†ٍ ุงِู„َู‰ูŠَูˆْู…ِ ุงู„ุฏِّูŠْู†ِ ูˆَุงุฑْุถَ ุนَู†َّุง ู…َุนَู‡ُู…ْ ุจِุฑَุญْู…َุชِูƒَ ูŠَุง ุงَุฑْุญَู…َ ุงู„ุฑَّุงุญِู…ِูŠْู†َ


ุงَู„ู„ู‡ُู…َّ ุงุบْูِุฑْ ู„ِู„ْู…ُุคْู…ِู†ِูŠْู†َ ูˆَุงْู„ู…ُุคْู…ِู†َุงุชِ ูˆَุงْู„ู…ُุณْู„ِู…ِูŠْู†َ ูˆَุงْู„ู…ُุณْู„ِู…َุงุชِ ุงَู„ุงَุญْูŠุขุกُ ู…ِู†ْู‡ُู…ْ ูˆَุงْู„ุงَู…ْูˆَุงุชِ ุงู„ู„ู‡ُู…َّ ุฃَุนِุฒَّ ุงْู„ุฅِุณْู„ุงَู…َ ูˆَุงْู„ู…ُุณْู„ِู…ِูŠْู†َ ูˆَุฃَุฐِู„َّ ุงู„ุดِّุฑْูƒَ ูˆَุงْู„ู…ُุดْุฑِูƒِูŠْู†َ ูˆَุงู†ْุตُุฑْ ุนِุจَุงุฏَูƒَ ุงْู„ู…ُูˆَุญِّุฏِูŠَّุฉَ ูˆَุงู†ْุตُุฑْ ู…َู†ْ ู†َุตَุฑَ ุงู„ุฏِّูŠْู†َ ูˆَุงุฎْุฐُู„ْ ู…َู†ْ ุฎَุฐَู„َ ุงْู„ู…ُุณْู„ِู…ِูŠْู†َ ูˆَ ุฏَู…ِّุฑْ ุฃَุนْุฏَุงุกَุงู„ุฏِّูŠْู†ِ ูˆَุงุนْู„ِ ูƒَู„ِู…َุงุชِูƒَ ุฅِู„َู‰ ูŠَูˆْู…َ ุงู„ุฏِّูŠْู†ِ. ุงู„ู„ู‡ُู…َّ ุงุฏْูَุนْ ุนَู†َّุง ุงْู„ุจَู„ุงَุกَ ูˆَุงْู„ูˆَุจَุงุกَ ูˆَุงู„ุฒَّู„ุงَุฒِู„َ ูˆَุงْู„ู…ِุญَู†َ ูˆَุณُูˆْุกَ ุงْู„ูِุชْู†َุฉِ ูˆَุงْู„ู…ِุญَู†َ ู…َุง ุธَู‡َุฑَ ู…ِู†ْู‡َุง ูˆَู…َุง ุจَุทَู†َ ุนَู†ْ ุจَู„َุฏِู†َุง ุงِู†ْุฏُูˆู†ِูŠْุณِูŠَّุง ุฎุขุตَّุฉً ูˆَุณَุงุฆِุฑِ ุงْู„ุจُู„ْุฏَุงู†ِ ุงْู„ู…ُุณْู„ِู…ِูŠْู†َ ุนุขู…َّุฉً ูŠَุง ุฑَุจَّ ุงْู„ุนَุงู„َู…ِูŠْู†َ. ุฑَุจَّู†َุง ุขุชِู†ุงَ ูِู‰ ุงู„ุฏُّู†ْูŠَุง ุญَุณَู†َุฉً ูˆَูِู‰ ุงْู„ุขุฎِุฑَุฉِ ุญَุณَู†َุฉً ูˆَู‚ِู†َุง ุนَุฐَุงุจَ ุงู„ู†َّุงุฑِ. ุฑَุจَّู†َุง ุธَู„َู…ْู†َุง ุงَู†ْูُุณَู†َุงูˆَุงِู†ْ ู„َู…ْ ุชَุบْูِุฑْ ู„َู†َุง ูˆَุชَุฑْุญَู…ْู†َุง ู„َู†َูƒُูˆْู†َู†َّ ู…ِู†َ ุงْู„ุฎَุงุณِุฑِูŠْู†َ. ุนِุจَุงุฏَุงู„ู„ู‡ِ ! ุฅِู†َّ ุงู„ู„ู‡َ ูŠَุฃْู…ُุฑُู†َุง ุจِุงْู„ุนَุฏْู„ِ ูˆَุงْู„ุฅِุญْุณَุงู†ِ ูˆَุฅِูŠْุชุขุกِ ุฐِูŠ ุงْู„ู‚ُุฑْุจู‰َ ูˆَูŠَู†ْู‡َู‰ ุนَู†ِ ุงْู„ูَุญْุดุขุกِ ูˆَุงْู„ู…ُู†ْูƒَุฑِ ูˆَุงْู„ุจَุบْูŠ ูŠَุนِุธُูƒُู…ْ ู„َุนَู„َّูƒُู…ْ ุชَุฐَูƒَّุฑُูˆْู†َ ูˆَุงุฐْูƒُุฑُูˆุง ุงู„ู„ู‡َ ุงْู„ุนَุธِูŠْู…َ ูŠَุฐْูƒُุฑْูƒُู…ْ ูˆَุงุดْูƒُุฑُูˆْู‡ُ ุนَู„ู‰َ ู†ِุนَู…ِู‡ِ ูŠَุฒِุฏْูƒُู…ْ ูˆَู„َุฐِูƒْุฑُ ุงู„ู„ู‡ِ ุฃَูƒْุจَุฑْ

Hidup mulya atau mati syahid